Unsur intrinsik dalam cerpen meliputi tema, tokoh, alur, latar, watak, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
Sementara unsur ekstrinsik mencakup latar belakang sosial, budaya, dan pengaruh kehidupan penulis yang dapat memengaruhi cerita tersebut.
Perasaanku ketika membaca cerpen di atas tenang, tegang, cemas, lega dan gembira. Aku merasa tenang dan menikmati alur cerita pada paragraf satu sampai tiga.
Ketegangan mulai muncul dan aku juga merasa sedikit cemas pada paragraf empat sampai tujuh karena tokoh "Aku" marah pada Edo, Marlina dan Bahar yang seenaknya menggunjingkan tokoh "Aku." Memasuki paragraf delapan aku merasa tegang ketika tokoh "Aku" meluapkan amarahnya "Kemarahan menguasaiku."
Pada paragraf sembilan aku merasa lega karena Kakeknya tokoh "Aku" terlepas dari bahaya. Aku merasa gembira  pada paragraf sepuluh karena seluruh keluarga bersyukur. Di paragraf sebelas aku pun ikut senang karena akhirnya mereka akur.
Menurutku tokoh "Aku" merupakan laki-laki. Kenapa laki-laki? sebab pada paragraf ke dua ia menyebut ingin main game dan hampir baku hantam dengan sepupunya pada paragraf enam.
Selain itu pada paragraf ke lima tokoh "Aku" mengatakan "Aku dan Edo seumur, tetapi kami tidak pernah cocok." Menurutku hobi sifat tersebut biasanya dimiliki oleh laki-laki.
Pada paragraf tiga arti dari "Suasana sunyi mengantarkan setiap bunyi dengan setia" Apa artinya? Artinya suasana yang ada di rumah sakit sedang sunyi setiap bunyi terdengar dengan jelas.
Dalam momen-momen sunyi setiap bunyi tidak hanya sekedar suara. Tapi sebuah pesan mengajak kita untuk lebih mendengarkan dan menghargai setiap detail.
Ketika suasana tenang setiap suara yang muncul akan terasa lebih jelas dan mendalam seolah memiliki arti sendiri.
Selanjutnya aku paham peristiwa ini terjadi di rumah sakit ketika aku membaca paragraf sembilan. Terutama pada kalimat "Operasi berhasil, pasien ada di ruang pemulihan."