Suaraku menarik perhatian pedagang di gerai itu. Â Bu Wati segera menoleh dan melihat pencuri tersebut. Ia berlari mengejar. Namun pria itu sudah mulai melarikan diri dengan cepat.
Tiba-tiba, pencuri itu terpeleset di lantai yang licin dan terjatuh. Bu Wati dan aku pun menghampirinya "Dasar, kenapa kau mencuri?" Tanya Bu Wati dengan tegas, sambil menatap pencuri yang terjatuh.
Pencuri itu tampak ketakutan. "Maafkan saya, Bu. Saya butuh uang dan makanan untuk keluarga saya," Jawabnya dengan suara bergetar.
Aku merasa iba tapi tetap menegaskan. "Mencuri bukanlah solusi! Cari cara yang lebih baik." Ucapku. Bu Wati mengangguk. "Benar. Jika kau membutuhkan pekerjaan, datanglah padaku. Masih ada cara yang baik untuk memberi makan dan menghidupi keluarga."
Pencuri itu terdiam tampak berpikir. Akhirnya  Ia mengangguk pelan. "Maafkan saya dan terimakasih Bu. Saya janji akan berubah." Ucap pencuri.
Dengan penuh semangat. Aku akhirnya kembali ke rumah dengan belanjaan di tangan. Karena aku tidak mengetahui bagaimana cara membersihkan ayam dan takaran bumbu dalan membuat ayam lado hijau. Aku pun memutuskan untuk video call Nenekku.
"Assalamu'alaikum, Nek!" Sapaku ceria. "Wa'alaikumussalam, Dyaz! Ada yang ingin kamutanyakan lagi?" Jawab Nenek, tersenyum.
"Nek, Dyaz masih bingung cara membersihkan ayam ini. Tadi Dyaz sudah coba, tapi sepertinya belum benar. Bisa kasih tahu langkah-langkahnya lagi?" Tanyaku menunjukkan ayam yang masih kotor.
Nenekku tertawa lembut. "Tentu, sayang. Pertama, cuci ayam dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah di permukaannya. Pastikan semua bagian terkena air." Ucap Nenek.
Aku mencatat dengan teliti dan mendengarkannya dengan seksama. "Lalu, apa lagi Nek?" Ucapku.
"Setelah itu, ambil pisau dan potong bagian lehernya. Pastikan untuk membersihkan bagian dalamnya juga. Buang bagian yang tidak diperlukan, seperti jeroan, jika ada." Â Jelas Nenek.