Mohon tunggu...
Ratih R. Kai
Ratih R. Kai Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu pendek. Seni itu panjang. Agama itu dalam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romantisme yang Mengapung

7 Agustus 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Haning berhenti pada seorang pemuda.

"Mas Karno?" tanya Haning.

"Iya, aku pikir aku salah orang. Ternyata ini benar kamu," kata Karno.

Haning hanya tersenyum.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja Ning? Kulihat tubuhmu sekarang mengurus, tapi cantikmu tak pernah pudar," kata Karno sambil terus menyawang Haning.

Haning yang merasa tatapan itu terus-menerus kearahnya segera mencari alasan.

"Jangan ngobrol disini Mas. Tidak enak dilihat orang banyak. Ayo kita ngobrol sambil minum es dawet di warung seberang," ajak Haning.

"Baiklah,' jawab Karno singkat.

Haning segera memsan dawet pada penjualnya.

"Mbak, dawet dua."

Angin siang itu terlalu malu-malu meniupkan ruhnya pada dedaunan yang melambai-lambai kecil. Di antara teriknya siang yang seolah enggan beranjak itu, dua orang manusia masih terus melanjutkan obrolannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun