Dan, aku tak bisa menggapai Ramadhan kali ini, padahal ia tengah bersiap menyapaku di depan sana. Kenapa? Karena Allah SWT, sang penulis skenario kehidupan ini maha romantis. Itulah jawabannya.
Lelaki berwajah teduh itu tampak menikmati perjalanan. Duduk bersandar di kursi salah satu gerbong KA Joglokerto. Matanya terpejam mengurai kerinduan yang terhalang.
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Â