Mohon tunggu...
Nita Harani (Syamsa Din)
Nita Harani (Syamsa Din) Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah Ibtidaiyah

I'm Nothing Without Allah SWT. Guru Madrasah Ibtidaiyah. pengagum senja, penyuka sastra. Love to read, try to write, keep hamasah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Mbah Kersen

15 Agustus 2017   10:28 Diperbarui: 30 November 2017   15:29 3416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya Yu, makanya ini aku pinjam uang ke pak Manuel, untuk meloloskan Saroji" Mbok Sur setengah berbisik.

"Lho! Kalo mau keterima kerja harus bayar to?" mbok Jum mendelik

 "Lha iyo Yu..jaman sekarang Yu, kalo nggak ada ini, jangan harap!" mbok Sur menggosok -- gosokkan telunjuk dan ibu jarinya.

 Mbok Jum bergegas masuk kedalam, mencari mbah Kersen. Mbok Sur melongo.

"Pakne! Pakne! Sini, kalo mau Marni anak kita kerja di perusahaan besar dengan gaji besar, ayo! Pinjem uang ke pak Manuel, Marni sarjana lho pak, tapi Cuma jadi pengajar TPA kampung"

"Bicara apa kamu ini?" mbah Kersen menukas sengit.

 "Pak! Kalo mau kerja di perusahaan besar dan bergaji besar, itu harus bayar!" mbok Jum memburu.

"Yo wes, biar aku pinjem sendiri ke pak Manuel!" mbok Jum melengos.

 "Juminten!! Awas kalau kau berani pinjam uang!" mbah Kersen berteriak lantang dengan mata berkilat. Mbok Jum bergidik, lalu masuk dapur.

"Tubuhku tergunjang, dihempas batu jalanan, hati tergetar menatap kering rerumputan.."

Raminten, ponakan mbah Kersen, baru lulus SMA di pertengahan 90-an itu. Ia semangat ikut tes kerja di PT. Pupuk ternama. Ia sadar tak mudah untuk lolos, dan nyatanya ia memang tak lolos. Tapi, dalam setahun itu, ia giat mempelajari soal yang diingatnya saat ujian pertama. Ia kembali ikut tes di tahun berikutnya. Tak pelak, ia lulus. Tak keluar uang sepeserpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun