Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semakin Katolik, Semakin Apostolik di Tengah Perubahan Zaman

3 Oktober 2024   23:10 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:40 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gereja St. Ignatius Magelang/Dokumen Pribadi)

Pendidikan Iman yang Inovatif: Mengembangkan program pendidikan iman yang lebih interaktif dan inovatif, baik di sekolah-sekolah Katolik maupun dalam lingkungan paroki, agar ajaran Gereja dapat diterima secara efektif oleh semua kalangan, terutama generasi muda.

  • Kesadaran Lingkungan dan Ekologi: Menanggapi panggilan ensiklik Laudato Si', umat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengembangkan program paroki yang mendukung keberlanjutan ekologis dan menjaga alam ciptaan.

  • Kepemimpinan yang Melayani: Mendorong umat untuk meneladani St. Ignatius dalam kepemimpinan yang melayani, di mana para pemimpin paroki mengutamakan pelayanan dengan integritas, keadilan, dan kerendahan hati, untuk memperkuat semangat apostolik di seluruh paroki.

  • Fokus-fokus ini sejalan dengan semangat Gereja yang terus bergerak mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akarnya, sebagaimana dirumuskan dalam Evangelii Gaudium dan semangat St. Ignatius dari Loyola.

    B. Tiga (3) Alasan Kemendesakan

    Berikut adalah 3 alasan kemendesakan dari fokus pastoral tersebut di Paroki St. Ignatius Magelang pada tahun 2025:

    1. Perubahan Sosial dan Teknologi yang Cepat: Di era modern, perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat mempengaruhi cara orang hidup, berpikir, dan berinteraksi. Hal ini menuntut Gereja untuk mengadaptasi metode pewartaan dan pastoral agar lebih relevan dan mampu menjawab tantangan zaman. Pewartaan Injil harus dapat diakses oleh generasi muda yang hidup dalam dunia digital, tanpa melupakan esensi dari ajaran Kristus dan Tradisi Gereja.

    2. Tantangan Keluarga dan Nilai-Nilai Moral: Krisis nilai dalam keluarga, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti individualisme, materialisme, dan tekanan sosial, membuat pendampingan keluarga menjadi sangat penting. Keluarga Katolik memerlukan formasi yang kuat agar tetap berakar dalam ajaran iman, sekaligus mampu menghadapi tekanan dan tantangan dari dunia modern yang sering kali mengaburkan nilai-nilai moral.

    3. Krisis Lingkungan dan Keadilan Sosial: Tantangan ekologis dan ketidakadilan sosial menjadi isu global yang juga berdampak di tingkat lokal. Gereja dipanggil untuk merespons secara aktif melalui pelayanan kasih dan kesadaran ekologis. Partisipasi umat dalam menjaga lingkungan serta membantu mereka yang terpinggirkan mencerminkan semangat apostolik Gereja, yang merangkul dunia dengan kasih dan solidaritas, sesuai dengan ajaran sosial Gereja.

    Kemendesakan ini menuntut Gereja untuk lebih misioner dan fleksibel dalam pelayanannya, tanpa kehilangan akar tradisinya, agar tetap dapat menjangkau dan membina umat di tengah dinamika zaman yang terus berubah.

    C. Sepuluh (10) Output yang Diharapkan

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun