Pendidikan Iman yang Inovatif: Mengembangkan program pendidikan iman yang lebih interaktif dan inovatif, baik di sekolah-sekolah Katolik maupun dalam lingkungan paroki, agar ajaran Gereja dapat diterima secara efektif oleh semua kalangan, terutama generasi muda.
Kesadaran Lingkungan dan Ekologi: Menanggapi panggilan ensiklik Laudato Si', umat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengembangkan program paroki yang mendukung keberlanjutan ekologis dan menjaga alam ciptaan.
Kepemimpinan yang Melayani: Mendorong umat untuk meneladani St. Ignatius dalam kepemimpinan yang melayani, di mana para pemimpin paroki mengutamakan pelayanan dengan integritas, keadilan, dan kerendahan hati, untuk memperkuat semangat apostolik di seluruh paroki.
Fokus-fokus ini sejalan dengan semangat Gereja yang terus bergerak mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akarnya, sebagaimana dirumuskan dalam Evangelii Gaudium dan semangat St. Ignatius dari Loyola.
B. Tiga (3) Alasan Kemendesakan
Berikut adalah 3 alasan kemendesakan dari fokus pastoral tersebut di Paroki St. Ignatius Magelang pada tahun 2025:
Perubahan Sosial dan Teknologi yang Cepat:Â Di era modern, perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat mempengaruhi cara orang hidup, berpikir, dan berinteraksi. Hal ini menuntut Gereja untuk mengadaptasi metode pewartaan dan pastoral agar lebih relevan dan mampu menjawab tantangan zaman. Pewartaan Injil harus dapat diakses oleh generasi muda yang hidup dalam dunia digital, tanpa melupakan esensi dari ajaran Kristus dan Tradisi Gereja.
Tantangan Keluarga dan Nilai-Nilai Moral:Â Krisis nilai dalam keluarga, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti individualisme, materialisme, dan tekanan sosial, membuat pendampingan keluarga menjadi sangat penting. Keluarga Katolik memerlukan formasi yang kuat agar tetap berakar dalam ajaran iman, sekaligus mampu menghadapi tekanan dan tantangan dari dunia modern yang sering kali mengaburkan nilai-nilai moral.
Krisis Lingkungan dan Keadilan Sosial: Tantangan ekologis dan ketidakadilan sosial menjadi isu global yang juga berdampak di tingkat lokal. Gereja dipanggil untuk merespons secara aktif melalui pelayanan kasih dan kesadaran ekologis. Partisipasi umat dalam menjaga lingkungan serta membantu mereka yang terpinggirkan mencerminkan semangat apostolik Gereja, yang merangkul dunia dengan kasih dan solidaritas, sesuai dengan ajaran sosial Gereja.
Kemendesakan ini menuntut Gereja untuk lebih misioner dan fleksibel dalam pelayanannya, tanpa kehilangan akar tradisinya, agar tetap dapat menjangkau dan membina umat di tengah dinamika zaman yang terus berubah.
C. Sepuluh (10) Output yang Diharapkan