Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lima Makna Pembaharuan Iman dan Spiritualitas Idul Adha Kita

16 Juni 2024   00:23 Diperbarui: 17 Juni 2024   03:17 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima Makna Pembaharuan Iman dan Spiritualitas Idul Adha Kita | Dok. FREEPIK

Solidaritas dan kepedulian sosial yang diajarkan oleh Idul Adha tidak terbatas pada pembagian daging kurban saja. Kita juga diajarkan untuk selalu peka terhadap kondisi sekitar dan berusaha membantu mereka yang sedang dalam kesulitan, sepanjang tahun. 

Misalnya, kita bisa membentuk kelompok-kelompok kecil dalam lingkungan kita untuk menggalang dana atau memberikan bantuan kepada keluarga yang sedang mengalami musibah atau krisis keuangan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan sederhana seperti mengunjungi tetangga yang sakit, memberikan bantuan kepada teman yang kehilangan pekerjaan, atau mendukung pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk membantu sesama adalah bentuk nyata dari kepedulian sosial yang diajarkan oleh Idul Adha.

Sayyid Qutb juga menekankan bahwa kepedulian sosial adalah tanggung jawab bersama dalam membangun masyarakat yang harmonis dan adil. Kita dapat berperan aktif dalam organisasi atau gerakan sosial yang fokus pada pemberdayaan masyarakat, seperti dompet duafa, klinik gratis, atau program pelatihan keterampilan bagi pengangguran.

Dengan demikian, kita tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang kurang beruntung, tetapi juga memberdayakan mereka untuk menjadi mandiri dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Idul Adha mengingatkan kita bahwa keadilan sosial bukanlah konsep abstrak, tetapi sebuah panggilan untuk tindakan nyata dan konsisten dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.

4. Pengingat akan Kesementaraan Dunia 

Imam Al-Ghazali, seorang filsuf dan teolog besar Islam, mengajarkan bahwa Idul Adha adalah pengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah sementara.

Pengorbanan hewan kurban melambangkan ketidakkekalan hidup dan kekayaan materi. Umat Islam diingatkan untuk tidak terikat secara berlebihan pada hal-hal duniawi dan untuk selalu mengarahkan hati mereka kepada Allah dan kehidupan akhirat yang abadi.

Imam Al-Ghazali mengajarkan kita bahwa Idul Adha adalah pengingat akan kesementaraan dunia dan pentingnya mengarahkan hati kita kepada Allah SWT dan kehidupan akhirat yang abadi. Pengorbanan hewan kurban yang kita lakukan setiap tahun mengingatkan kita bahwa hidup dan harta benda hanyalah sementara. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam keinginan untuk mengumpulkan kekayaan, status, dan benda-benda materi. Namun, Idul Adha mengingatkan kita bahwa semua ini akan lenyap dan hanya amalan serta kebaikan yang kita lakukan untuk Allah SWT yang akan abadi. 

Ketika kita membeli hewan kurban dan membagikan dagingnya, kita diajak untuk merenungkan bahwa pengorbanan duniawi ini adalah bagian dari upaya kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun