Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DOA JALAN SALIB LAUDATE DEUM

27 Mei 2024   14:16 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:25 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-kerusakan-alam-bagi-kehidupan)

P: Pemakaman Yesus adalah momen yang sarat makna, mengingatkan kita akan kebutuhan untuk berhenti sejenak dan merenungkan pentingnya pemulihan. Saat tubuh-Nya dibaringkan di dalam kubur, kita diajak untuk merenungkan kondisi bumi kita yang juga perlu pemulihan. Dunia ini, seperti tubuh Yesus yang terluka, memerlukan perhatian kita untuk dapat dipulihkan. Dalam Roma 8:21, kita diingatkan bahwa "Makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah." Ayat ini menekankan harapan bahwa ciptaan Tuhan akan dibebaskan dari kerusakan dan kita memiliki peran penting dalam proses tersebut.

Pemakaman Yesus bukanlah akhir, tetapi awal dari kebangkitan dan pemulihan. Kita juga harus memiliki komitmen yang sama untuk melindungi dan memelihara bumi sebagai rumah bersama kita. Ini berarti kita harus mengambil tindakan nyata untuk mengurangi jejak ekologis kita, melindungi habitat alami, dan mendukung kebijakan yang berkelanjutan. Dalam 1 Korintus 3:9, Paulus mengatakan, "Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah." Ini mengingatkan kita bahwa kita adalah mitra Tuhan dalam menjaga dan merawat bumi ini. Melalui tindakan kita, kita bisa ikut serta dalam karya besar Tuhan untuk memulihkan dan menyelamatkan ciptaan-Nya.

Marilah berdoa,

Tuhan yang Maha Pengasih, kami berterima kasih atas pengorbanan Yesus dan momen pemakaman-Nya yang penuh makna. Bantulah kami untuk merenungkan kebutuhan bumi ini akan pemulihan dan ajarlah kami untuk berkomitmen dalam melindungi dan memelihara ciptaan-Mu. Semoga setiap langkah kami mencerminkan kasih dan tanggung jawab kami sebagai penjaga rumah bersama ini. Amin.

P: Tuhan, kasihanilah kami

U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini

Bapa Kami

Tuhan Yesus dimakamkan

masuk alam kematian

sampai bangkit mulia

Doa Penutup Jalan Salib "Laudate Deum"

P: Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas kesempatan untuk merenungkan perjalanan penderitaan Putra-Mu, Yesus Kristus, melalui Jalan Salib ini. Dalam setiap perhentian, Engkau telah membuka hati dan pikiran kami untuk melihat keterkaitan antara penderitaan Yesus dan penderitaan bumi akibat krisis iklim. Kami menyadari bahwa keegoisan, ketamakan, dan kelalaian kami telah menyebabkan kerusakan besar pada ciptaan-Mu.

Melalui refleksi ini, kami berkomitmen untuk mengubah sikap dan tindakan kami. Kami ingin menjadi penjaga yang setia dari bumi ini, rumah bersama yang Engkau berikan kepada kami. Kami mohon bimbingan-Mu untuk bekerja sama dalam upaya global mengatasi krisis lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap alam, dan menjaga keanekaragaman hayati. Semoga setiap langkah yang kami ambil untuk melestarikan lingkungan menjadi wujud nyata dari kasih kami kepada-Mu dan ciptaan-Mu.

Tuhan Yesus, yang telah melalui penderitaan dan wafat di kayu salib, ajarilah kami untuk mengasihi bumi ini sebagaimana Engkau mengasihi kami. Semoga semangat pengorbanan-Mu menginspirasi kami untuk berjuang demi keadilan ekologis dan keberlanjutan lingkungan hidup. Berkatilah semua upaya kami agar menghasilkan buah yang berlimpah bagi generasi mendatang. Sebab Engkaulah Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. 

U: Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun