Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DOA JALAN SALIB LAUDATE DEUM

27 Mei 2024   14:16 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:25 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-kerusakan-alam-bagi-kehidupan)

P: Kematian Yesus di kayu salib adalah momen yang penuh dengan penderitaan dan pengorbanan, mengingatkan kita akan konsekuensi fatal dari kelalaian manusia. Dalam konteks lingkungan, kelalaian kita dalam menjaga ciptaan Tuhan dapat membawa dampak yang menghancurkan, baik bagi alam maupun bagi kehidupan manusia sendiri. Ketika Yesus berkata, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30), Ia menandai penyelesaian misi-Nya untuk menebus dosa-dosa kita, namun itu juga bisa mengingatkan kita bahwa ada titik di mana kerusakan yang kita timbulkan pada lingkungan bisa menjadi tidak terpulihkan jika kita tidak bertindak segera. Yesus wafat agar kita dapat memiliki hidup yang baru; demikian pula, kita harus merubah cara kita berinteraksi dengan alam untuk memastikan keberlangsungan hidup di bumi ini.

Kematian Yesus adalah panggilan bagi kita untuk merenungkan keseriusan dampak dari tindakan kita. Ketika kita merusak hutan, mencemari sungai, dan menguras sumber daya alam tanpa batas, kita tidak hanya merusak ciptaan Tuhan tetapi juga menempatkan masa depan generasi berikutnya dalam bahaya. Dalam Kolose 1:16-17 dikatakan, "Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." Ini mengingatkan kita bahwa segala ciptaan adalah milik Tuhan dan kita adalah pengurusnya. Sebagaimana kita merenungkan pengorbanan Yesus, kita dipanggil untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga dan memulihkan bumi ini sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta.

Marilah berdoa,

Tuhan yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan kami. Ampunilah kami atas kelalaian dan ketidakpedulian kami dalam menjaga ciptaan-Mu. Berilah kami hikmat dan keberanian untuk melakukan perubahan yang diperlukan demi merawat bumi ini. Semoga kami dapat menghargai dan menjaga alam sebagai bentuk rasa syukur atas kasih dan pengorbanan-Mu. Amin.

P: Tuhan, kasihanilah kami

U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini

Bapa Kami

Biji mati menghasilkan

buah yang berkelimpahan

wafat-Mu menghidupkan

Perhentian 13: Yesus Diturunkan dari Salib

(https://dlh.semarangkota.go.id/upaya-menjaga-kelestarian-lingkungan-hidup-di-rumah/)
(https://dlh.semarangkota.go.id/upaya-menjaga-kelestarian-lingkungan-hidup-di-rumah/)

Saat Yesus diturunkan dari salib, kita diingatkan untuk merawat bumi yang telah rusak dan memulihkannya dengan kasih dan hormat.

P: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu

U: Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun