Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dengan Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Kita Bergerak Bersama Melanjutkan Merdeka Belajar (Artikel dalam Rangka Hardiknas 2024)

29 April 2023   23:55 Diperbarui: 30 April 2024   22:37 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, semangat untuk belajar mengajar dalam Kurikulum Merdeka mencerminkan komitmen yang mendalam dan teguh terhadap kekuatan pendidikan untuk mengubah kehidupan dan masyarakat. Guru yang memiliki hasrat ini sangat penting untuk keberhasilan kurikulum, karena mereka memberikan inspirasi dan bimbingan yang dibutuhkan siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.


Secara keseluruhan, peran guru dalam Kurikulum Merdeka adalah memfasilitasi dan membimbing proses pembelajaran, sekaligus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif. Untuk melaksanakan peran ini secara efektif, guru harus memiliki berbagai prasyarat, termasuk pengetahuan tentang kurikulum, keterampilan pedagogis, pengetahuan konten, kepekaan budaya, dan hasrat untuk mengajar dan belajar.

6. Bagaimana Seharusnya Siswa Belajar dalam Kurikulum Merdeka?

Dalam Kurikulum Merdeka, siswa harus belajar melalui pendekatan yang berpusat pada siswa yang menekankan pembelajaran aktif dan terlibat. Kurikulum dirancang untuk mempromosikan perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa, dan mempersiapkan mereka untuk pembelajaran seumur hidup dan kesuksesan di dunia yang berubah dengan cepat.

Kurikulum Merdeka sangat menekankan pada integrasi pembelajaran akademik dan non-akademik serta pengembangan pemikiran kritis, kreativitas, dan kesadaran etis. Siswa didorong untuk mengeksplorasi, bertanya, dan terlibat dengan materi pelajaran, dan menerapkan pembelajaran mereka ke situasi dunia nyata.

Untuk mempromosikan pembelajaran siswa yang efektif dalam Kurikulum Merdeka, guru harus:

1. Menumbuhkan lingkungan belajar yang mendukung: Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang mendorong penyelidikan, eksplorasi, dan pengambilan risiko siswa. Ini termasuk menciptakan lingkungan kelas yang aman dan inklusif yang mempromosikan rasa hormat terhadap keragaman dan perbedaan.

2. Gunakan berbagai strategi dan metode pengajaran: Guru harus menggunakan berbagai strategi dan metode pengajaran untuk melibatkan siswa dan meningkatkan pemahaman materi pelajaran. Ini mungkin termasuk kuliah, diskusi, kerja kelompok, dan kegiatan langsung.

3. Berikan kesempatan untuk pilihan dan otonomi siswa: Siswa harus memiliki kesempatan untuk membuat pilihan tentang pembelajaran mereka dan untuk mengambil kepemilikan atas proses pembelajaran mereka. Ini mungkin termasuk memungkinkan siswa untuk memilih topik penelitian mereka sendiri atau bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek.

4. Dorong kolaborasi dan kerja tim siswa: Kolaborasi dan kerja tim harus didorong untuk mempromosikan perkembangan sosial dan emosional, serta untuk mempromosikan pengembangan pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah.

5. Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman dan konteks dunia nyata: Guru harus membantu siswa menghubungkan pembelajaran mereka dengan pengalaman dan konteks dunia nyata untuk mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran dan untuk menunjukkan relevansi pembelajaran.

6. Berikan umpan balik yang konstruktif: Guru harus memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa untuk membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka, dan untuk membimbing mereka dalam pembelajaran mereka.

Secara keseluruhan, siswa dalam Kurikulum Merdeka harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran mereka, dengan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Siswa harus didorong untuk mengeksplorasi, bertanya, dan terlibat dengan materi pelajaran, dan menerapkan pembelajaran mereka ke situasi dunia nyata. Kurikulum menekankan pengembangan pemikiran kritis, kreativitas, dan kesadaran etis, dan siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan ini melalui berbagai pengalaman belajar.

7. Peran Orang Tua dalam Kurikulum Merdeka

Orang tua berperan penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Keterlibatan mereka dapat berdampak positif pada perkembangan akademik dan pribadi anak-anak mereka. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka:

1. Mendukung pembelajaran anak-anak mereka: Orang tua dapat mendukung pembelajaran anak-anak mereka dengan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, seperti tempat yang tenang untuk belajar, akses ke sumber daya dan teknologi pendidikan, dan memberikan bantuan bila diperlukan.

2. Mendorong kemandirian dan motivasi diri: Kurikulum Merdeka menekankan pengembangan kemandirian dan motivasi diri peserta didik. Orang tua dapat mendukung hal ini dengan mendorong anak mereka untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, menetapkan tujuan yang realistis, dan memberikan penguatan yang positif.

3. Mempromosikan perkembangan sosial dan emosional: Kurikulum Merdeka memberi penekanan kuat pada perkembangan sosial dan emosional. Orang tua dapat mendukung ini dengan membina hubungan positif dengan anak-anak mereka, mempromosikan keterampilan sosial yang positif, dan mengajari mereka cara mengelola emosi mereka secara efektif.

4. Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah: Orang tua dapat berpartisipasi dalam kegiatan sekolah seperti konferensi orang tua-guru, kerja sukarela, dan acara sekolah. Ini akan memungkinkan mereka untuk tetap mendapat informasi tentang kemajuan anak-anak mereka dan berkontribusi pada komunitas sekolah.

5. Memberikan masukan dan saran: Orang tua dapat memberikan masukan dan saran kepada pihak sekolah terkait penerapan Kurikulum Merdeka. Ini akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan efektivitas kurikulum.

Secara keseluruhan, peran orang tua sangat penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Keterlibatan dan dukungan mereka dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak mereka, meningkatkan perkembangan sosial dan emosional mereka, dan berkontribusi pada keberhasilan kurikulum secara keseluruhan.

8. Peran Masyarakat dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan guru, tetapi juga masyarakat luas. Peran masyarakat dalam implementasi Kurikulum Merdeka dapat digambarkan dalam beberapa hal:

1. Mendukung Kurikulum: Masyarakat dapat mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka dengan menyadari pentingnya dan nilainya bagi masa depan negara. Ini termasuk mendukung kebijakan yang mempromosikan pendidikan, mendanai inisiatif pendidikan, dan menyediakan sumber daya untuk sekolah dan guru.

2. Mempromosikan kesadaran sosial dan budaya: Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya kesadaran sosial dan budaya. Masyarakat dapat mendukung ini dengan mempromosikan keragaman dan inklusivitas budaya, merayakan budaya dan tradisi lokal, dan mendorong orang untuk belajar tentang budaya dan kepercayaan yang berbeda.

3. Mendorong pembelajaran sepanjang hayat: Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia yang berubah dengan cepat. Masyarakat dapat mendukung ini dengan mempromosikan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan dengan memberikan kesempatan bagi orang untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru sepanjang hidup mereka.

4. Memberikan kesempatan untuk pembelajaran berdasarkan pengalaman: Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berdasarkan pengalaman dan penerapan pengetahuan di dunia nyata. Masyarakat dapat mendukung ini dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam magang, magang, dan bentuk lain dari pengalaman belajar yang akan membantu mereka menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam lingkungan praktis.

5. Advokasi untuk pemerataan pendidikan: Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mempromosikan pemerataan pendidikan dan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang atau status sosial ekonomi mereka. Masyarakat dapat mendukung hal ini dengan mengadvokasi kebijakan yang mempromosikan pemerataan pendidikan, seperti memastikan akses ke pendidikan berkualitas bagi semua siswa.

Secara keseluruhan, peran masyarakat dalam Kurikulum Merdeka adalah untuk mendukung sistem pendidikan dan mempromosikan nilai-nilai dan keterampilan yang penting untuk keberhasilan kurikulum. Dengan bekerja sama, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang akan mempersiapkan siswa untuk sukses di abad ke-21.

9. Indikator yang Dapat Mengukur Keberhasilan Implementasi Merdeka Belajar, baik Secara Kuantitatif Maupun Kualitatif

Pengukuran keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilakukan melalui berbagai indikator, baik kuantitatif maupun kualitatif. Berikut beberapa contoh indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun