Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dengan Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Kita Bergerak Bersama Melanjutkan Merdeka Belajar (Artikel dalam Rangka Hardiknas 2024)

29 April 2023   23:55 Diperbarui: 30 April 2024   22:37 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada intinya, Kurikulum Merdeka merepresentasikan interpretasi modern dari visi pendidikan KHD, dan berupaya membekali siswa Indonesia dengan pendidikan yang relevan, inklusif, dan berdaya.

4. Peran Yayasan Pengelola Pendidikan dalam Mengamalkan Kurikulum Merdeka

Sebagai pengelola sekolah, Yayasan Pengelola Pendidikan memiliki peran penting dalam menjamin keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka. Berikut adalah beberapa cara di mana yayasan dapat mempraktikkan kurikulum:

1. Penyediaan sumber daya yang diperlukan: Yayasan harus memastikan bahwa sekolah memiliki sumber daya yang memadai seperti buku teks, materi pembelajaran, dan teknologi untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

2. Memfasilitasi pelatihan guru: Yayasan harus menyelenggarakan program pelatihan guru untuk membantu guru mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar Kurikulum Merdeka secara efektif.

3. Mendorong kolaborasi: Yayasan harus mendorong kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua untuk menumbuhkan lingkungan belajar yang mendukung bagi siswa.

4. Pemantauan dan evaluasi: Yayasan harus secara teratur memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

5. Mempromosikan keterlibatan masyarakat: Yayasan harus melibatkan masyarakat dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk mempromosikan dukungan dan pemahaman terhadap kurikulum dan tujuannya.

Abad ke-21 telah membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan, dan peran Education Management Foundation (EMF) dalam mengelola sekolah menjadi semakin penting. Untuk menghadapi tantangan kompetensi abad ke-21, EMF perlu mengadopsi nilai-nilai manajerial baru, yang meliputi:

Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership): EMF perlu memiliki visi yang jelas tentang arti kompetensi abad ke-21 dan bagaimana hal itu dapat dicapai di sekolah. Pemimpin EMF harus mampu menciptakan visi bersama di antara semua pemangku kepentingan dan memotivasi mereka untuk bekerja untuk mencapai visi tersebut.

Pemikiran Inovatif dan Kreatif (Innovative and Creative Thinking): EMF perlu inovatif dan kreatif dalam menemukan cara baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Ini termasuk merangkul teknologi baru dan metode pengajaran, serta mengembangkan kurikulum baru yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21.

Kolaborasi dan Kemitraan (Collaboration and Partnership): EMF perlu berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti guru, orang tua, dan masyarakat, untuk mencapai visi kompetensi abad ke-21. Ini membutuhkan pembangunan kemitraan yang kuat dan menciptakan budaya kepercayaan dan saling menghormati.

Akuntabilitas dan Transparansi (Accountability and Transparency): EMF perlu akuntabel dan transparan dalam pengelolaan sekolahnya. Ini termasuk menetapkan indikator kinerja yang jelas, memantau kemajuan, dan melaporkan hasil kepada pemangku kepentingan.

Peningkatan Berkesinambungan (Continuous Improvement): EMF perlu berkomitmen untuk perbaikan berkelanjutan di semua aspek manajemen sekolah. Ini termasuk meninjau dan memperbarui kurikulum, metode pengajaran, dan praktik manajemen secara teratur untuk memastikan bahwa mereka tetap relevan dan efektif dalam mencapai kompetensi abad ke-21.

5. Peran Guru dalam Mempraktikkan Merdeka Belajar di Kelasnya dan Prasyarat yang Harus Dimiliki untuk Menjalankan Peran Mulia Tersebut

Dalam Kurikulum Merdeka, peran guru adalah sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses pembelajaran, bukan sekedar memberikan ilmu kepada siswa. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, inklusif, dan menarik, dan untuk merancang pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi siswa.

Untuk menjalankan peran tersebut secara efektif, guru harus memiliki prasyarat tertentu, antara lain:

Pemahaman mendalam tentang Kurikulum Merdeka (deep understanding of the Merdeka Curriculum): Guru harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang tujuan, prinsip, dan komponen Kurikulum Merdeka agar dapat menerapkannya secara efektif di kelas mereka.

Pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum Merdeka mengacu pada pengetahuan guru yang komprehensif tentang prinsip, tujuan, dan nilai-nilai kurikulum, serta kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ini dalam praktik. Ini melibatkan pemahaman tentang filosofi kurikulum dan pendekatan pedagogis, serta kesadaran tentang bagaimana kurikulum dirancang untuk mempromosikan pembelajaran dan pengembangan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun