Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dengan Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Kita Bergerak Bersama Melanjutkan Merdeka Belajar (Artikel dalam Rangka Hardiknas 2024)

29 April 2023   23:55 Diperbarui: 30 April 2024   22:37 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa cara di mana pengetahuan konten dapat dimasukkan ke dalam Kurikulum Merdeka meliputi:

1. Mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang materi pelajaran: Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep, teori, dan prinsip yang mendasari materi pelajaran yang diajarkannya.
2. Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman dan konteks dunia nyata: Guru harus dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman dan konteks dunia nyata, untuk membantu siswa memahami relevansi dan pentingnya apa yang mereka pelajari.
3. Menggunakan berbagai strategi dan metode pengajaran: Guru harus menggunakan berbagai strategi dan metode pengajaran untuk melibatkan siswa dan meningkatkan pemahaman materi pelajaran.
4. Memberikan penjelasan dan contoh yang jelas: Guru harus memberikan penjelasan dan contoh yang jelas untuk membantu siswa memahami konsep dan ide yang kompleks.
5. Mendorong inkuiri dan eksplorasi siswa: Guru harus mendorong inkuiri dan eksplorasi siswa terhadap materi pelajaran, untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang subjek tersebut.

Secara keseluruhan, pengetahuan konten merupakan komponen penting dari Kurikulum Merdeka, karena membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendorong penguasaan materi pelajaran. Guru yang memiliki pengetahuan konten yang kuat lebih siap untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik, relevan, dan bermakna bagi siswa, dan yang mendorong pemahaman mendalam tentang subjek.


Sensitivitas budaya (cultural sensitivity): Guru harus peka terhadap latar belakang budaya dan pengalaman siswa yang beragam, dan mampu memasukkan pengetahuan dan tradisi lokal ke dalam pengajaran mereka.

Kepekaan budaya dalam Kurikulum Merdeka mengacu pada kemampuan seorang guru untuk memahami dan menghormati latar belakang budaya, kepercayaan, dan nilai-nilai siswanya, dan untuk memasukkan pengetahuan ini ke dalam proses belajar mengajar. Ini melibatkan penciptaan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan responsif terhadap beragam pengalaman budaya dan perspektif siswa.

Kepekaan budaya merupakan prasyarat penting bagi guru yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, karena membantu menciptakan lingkungan belajar yang mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya. Guru yang peka budaya mampu menciptakan kurikulum yang relevan dan bermakna bagi siswa, serta mencerminkan keberagaman masyarakat Indonesia.

Beberapa cara di mana kepekaan budaya dapat dimasukkan ke dalam Kurikulum Merdeka meliputi:

1. Memasukkan pengetahuan dan tradisi lokal ke dalam kurikulum: Guru dapat memasukkan pengetahuan dan tradisi lokal ke dalam kurikulum untuk membantu siswa menghubungkan pembelajaran mereka dengan pengalaman dan konteks budaya mereka sendiri.
2. Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung: Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang merayakan keragaman dan mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan perspektif budaya mereka sendiri.
3. Menggunakan bahasa dan materi yang inklusif: Guru dapat menggunakan bahasa dan materi yang inklusif yang mencerminkan latar belakang budaya dan pengalaman siswa yang beragam.
4. Mendorong dialog dan diskusi: Guru dapat mendorong dialog dan diskusi di antara siswa untuk mempromosikan pemahaman dan rasa hormat terhadap beragam perspektif budaya.

Secara keseluruhan, kepekaan budaya merupakan komponen penting dari Kurikulum Merdeka, karena membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan responsif terhadap beragam pengalaman budaya dan perspektif siswa. Guru yang sensitif secara budaya lebih siap untuk membuat kurikulum yang relevan dan bermakna bagi siswa, dan mempromosikan pemahaman dan rasa hormat terhadap budaya yang beragam.


Gairah untuk mengajar dan belajar (passion for teaching and learning): Guru harus memiliki hasrat yang tulus untuk mengajar dan keinginan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang. Mereka harus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan untuk mendukung perkembangan holistik siswa mereka.

Semangat untuk belajar mengajar dalam Kurikulum Merdeka mengacu pada minat yang mendalam dan tulus dalam proses pendidikan dan keinginan untuk membantu siswa mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Gairah ini didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang membina pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab sosial.

Semangat untuk belajar mengajar merupakan prasyarat penting bagi guru yang menerapkan Kurikulum Merdeka, karena memberikan motivasi dan dorongan yang diperlukan untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan efektif bagi siswa. Guru yang bergairah dengan pekerjaan mereka lebih mungkin untuk menginspirasi dan memotivasi siswa mereka, dan untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, semangat belajar mengajar juga melibatkan komitmen terhadap nilai dan prinsip yang melandasi kurikulum. Ini termasuk komitmen untuk pembelajaran yang berpusat pada siswa, kepekaan budaya, dan pengembangan potensi holistik siswa. Guru yang bersemangat dengan Kurikulum Merdeka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang relevan, inklusif, dan memberdayakan, serta mengedepankan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun