b. Cuti;
c. Perlindungan; dan
d. Pengembangan kompetensi.
Seorang PPPK memiliki masa kerja sesuai dengan masa perjanjian kerja dengan pemerintah. Masa kerja yang diberlakukan tergantung kebutuhan instansi terkait. Selama bekerja seorang PPPK tidak memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP) selayaknya seorang PNS/ASN.
"Dalam suatu komunitas pegawai ternyata lebih didominasi berkategori negatif atau menyimpang ketimbang komunitas pegawai berprilaku positif/kenormalan (contoh, komunitas pegawai ini senang bermain game, senang rumpi/gossip hingga memanfaatkan fasilitas negara tersebut untuk kepentingan pribadi atau golongan) sebanyak 80% dan 10 % hidup bekerja (ideal people) tanpa memikirkan lagi gaji." Tukas Abdul Hakim.
Birokrasi mencakup beberapa kriteria yaitu, mencintai pekerjaan, memiliki kedamaian hati, keikhlasan. bekerja full time, Â tidak rakus, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan jujur pada diri sendiri yang mampu menekan hawa nafsu "jahat" agar tidak menguasai diri kita, tidak dikuasai oleh niat-niat menyimpang.
"ASN sebagai profesi yang berkualitas terbaik harus memiliki prinsip moral tanggung jawab terhadap publik dan kualifikasi dalam akademik, profesionalitas dalam jabatan menjaga kehormatan ASN dan di Makassar sangat menghormati budaya kearifan lokal yaitu Siri' (malu). Sebagai ASN harus amanah, berintegritas dan sebagai pelayan sekaligus pemersatu bangsa." Tukas Abdul Hakim.
ASN itu berintergritas, melayani, besih, tertib, mandiri dan bersatu dimana ASN Â harus memiliki penguatan kapasitas ASN agar lebih profesional karena pendidikan sangat didukung dan tidak dipersulit dalam ijin belajar/tugas belajar.
Pencapaian Keberhasilan Kepemimpinan, 70% transpormasi yang dilakukan itu gagal. Pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka yang melibatkan aspek Hatinurani. Berbahagialah orang yang memiliki hati. tidak menuju jalan yang sesat. dengan memiliki kekayaan hati sehingga kita bisa menjadi seorang ASN yang berkualitas tinggi dengan mengharap ridho Ilahi.
"Jika ASN melakukan kebiasaan-kebiasaan yang benar maka akan keluar karakter-karakter yang benar. Dalam hal kebiasaan bermain game, Â menjadikan karakter sebagai gamer bukan sebagai pekerja. Padahal tugas pokok ASN harus menjajdi acuan pokok dalam bekerja. Sebagai ASN harus banyak bersyukur, bertanggung jawab atas titipan Allah SWT. tanpa bersyukur hati akan menjadi gelisah mengalami kesempitan hidup." Ungkapnya.
Terang-terangan, Kepala Biro Kepegawaian mengatakan, "Kinerja seorang kuli bangunan sungguh berbeda dengan ASN, dari jumlah gajinya jauh berbeda. Padahal tukang/kuli bangunan bekerja lebih menguras tenaga dan memiliki resiko lebih berbahaya, sementara ASN hanya datang, absen, lalu bermain game, ngerumpi terima gaji bulanan. Perubahan perilaku harus dimulai dari diri sendiri."