Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sifat Wajib Rasulullah SAW dan Komunitas “Penentang Arus”

3 September 2016   10:30 Diperbarui: 13 September 2016   13:13 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berikut sifat-sifat Mustahil Rasulullah SAW :

 Al-Kidzib,

Yakni mustahil seorang rasul itu akan bohong atau dusta. Seluruh perkataan dan perbuatan seorang rasul tidak pernah berbohong atau berdusta.

Q.S an-Najm-53: 2-4 Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”

Al-Khianah,

Merupakan sifat lawan dari Al-Amanah yang berarti seorang rasul itu khianat. Dan dapat dipastikan seluruh yang diamanatkan kepada rasul akan dilaksanakan.

Q.S Al-An’am-6: 106 Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”

Al-Kitman,

Merupakan lawan dari sifat Al-Tabligh, yaitu mustahil seorang rasul itu menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang rasul terima dari Allah SWT. Pasti akan disampaikan kepada umatnya.

Q.S. Al-An’am-6: 50 Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).”

Al-Baladah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun