Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an cukup ampuh untuk melemahkan kekuatan setan. Belum lagi ditambah merdunya tartil tilawatilnya sangat mampu meluluhlantakkan penyimpangan perilaku. Namun seiring perkembangan jaman teknologi kejahatan nafsu birahi selalu membiaskan lantunan ini. Lagu-lagu moderen mendominasi mereka kembali menjajah kemerdekaan hati sanubari anak bangsa dengan budaya kebarat-baratan, membawa kesesatan, berhamburan dimana-mana.
Sangat mudah bahkan gampang kita jumpai perilaku menyimpang disekitar kita, terutama di tempat kerja tidak afdol tanpa kehadiran kaum penjilat versus kaum penentang arus, sudah dipastikan pemenangnya kaum penjilat/bromocorah, tentu hal tersebut menguntungkan para penjilat untuk tebar pesona, akan tetapi merugikan bagi orang-orang atau karyawan/pegawai “penentang arus” ber-Etos kerja, ber-Dedikasi tinggi namun tidak satu visi dan misi, sebab dianggap makar mengacam “kredibilitas” sebagai atasan suatu Organisasi/Lembaga/Instansi untuk melancarkan aksinya.
Guna mempersempit ruang gerak, Aspirasi mereka langsung dimatikan bahkan dibekukan. Bagi penentang arus dunia kerja seperti di neraka, situasinya memang penuh teror tidak kondusif, malah dianggap duri dalam daging. Setidaknya, zaman edan ini etos kerja, dedikasi, idealisme, komitmen, konsistensi masih membutuhkan komunitas “penentang arus” dunia kerja melawan kelicikan komunitas “bromocorah.”
Akan lebih gampang melakukan tindakan kejahatan dari pada kebaikan, antara lain: sombong, merasa paling pandai, riya’, merampok, mencuri, memperkosa, bromocorah/gali, begal, pendendam padahal kita tahu dendam itu sahabat setan, mengancam, korupsi duit negara, sabotase, bully, membunuh, anarki, adu domba, mengamuk tanpa sebab, egois, kapitalis, feodalis, memfitnah, provokator, memonopoli suatu usaha, licik, berkhianat/hipokrit, pokoknya semua komplit, konkrit dan keberadaannya kian melejit.
Itu sebabnya kebaikan manusia di muka bumi relatif omomg kosong, diragukan keikhlasannya alias ada maunya kembali saya selipkan pepatah “tidak ada kawan yang abadi, hanya kepentingan yang abadi” terkecuali suritauladan Nabi Muhammad SAW tidak diragukan keabsahannya, manusia paling suci dimuka bumi, mustahil kita sebagai uamtnya mampu mengikuti perilaku kekasih Allah SWT ini, bisa-bisa malah dianggap Nabi palsu.
Tidak semudah membalik telapak tangan memilih pimpian yang ideal, sebab tidak seperti membeli kucing dalam karung. Kapan salah pilih nahkoda hancurlah kapal yang kita tumpangi. Yang terjadi saat sekarang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mencari perhatian/cari muka/menjilat pimpinan diatasnya untuk mendapat kursi jabatan. Sedangkan orang-orang yang berkinerja/etos kerja baik justru mendapat perlakuan diskriminasi, kebijakannya justru di pandang sebelah mata, celakanya berlaku hukum “kriminalisasi”.
Sifat Wajib Nabi Muhammad SAW dan sekiranya menjadi bahan pertimbangan penentu kebijakan memilih anak buahnya memegang amanah suatu jabatan, bukan pencitraan pendekataan emosional, kalau itu mah...anak TK juga bisa. Utamakan track record kredibilitas, kapasitas, intelektualitas, elektabilitas mereka.
Memang sangat mustahil menemukan figure memiliki sifat kenabian Bagi dan Umatnya, setidaknya mendekati pun sudah cukup sebagai syarat memimpin suatu Organisasi/Lembaga/Instansi agar bawahannya tidak terus-terusan di kadali.
Dibawah ini sifat wajib dan sifat mustahil yang dimiliki Rasulullah SAW:
Shiddiq
Shiddiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya retorika, manis dibibir. Perbuatannya berbeda dengan ucapannya. Mustahil Nabi bersifat pembohong/kizzib, dusta, dan sebagainya.