"Ira rindu ayah, Bu,"
Masih terekam jelas bagaimana wajah ayah. Tersenyum padaku dengan begitu tulus, memeluk dengan hangat. Sekarang sudah tidak ada lagi. Dan aku sangat merindukan sosok dirinya saat ini, di tempat ini.
"Sabar, Nak," suara ibu bergetar. Aku tahu ia pun sedang menangis sekarang.
Tuhan, aku titip ayah pada-Mu, peluk ia selalu. Sosoknya sangat berharga bagi kami. Dan tolong katakan padanya, aku dan ibu begitu merindukan dirinya. Aku titip rindu ini untuknya, Tuhan.
-Ayah, berat hidup tanpamu.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H