Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian autentik adalah proyek atau kegiatan dan laporan, pekerjaan rumah (PR), kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tertulis, dan karya tulis. Penilaian autentik akan mendatangkan objektivitas yang menguntungkan siswa dan sekaligus sebagai cermin kejujuran guru dalam menilai siswa (Depdiknas, 2002: 10-20).
Apa pun pendekatan yang dipilih, pembelajaran bahasa Indonesia tidak boleh "menganakemaskan" kompetensi komunikatif dan "menganaktirikan" kompetensi gramatikal atau sebaliknya. Ketika hanya kompetensi komunikatif yang dipentingkan, hasil pembelajaran bahasa Indonesia akan menjadi "datar" karena tidak didasari oleh konsep berbahasa yang kuat; Â peserta didik akan menjadi "plagiator-plagiator" Â berbahasa yang tampak hebat.Â
Demikian juga, jika kompetensi gramatikal yang dipentingkan, hasil pembelajaran bahasa Indonesia tidak "membumi" dan terasa kering karena peserta didik  sekadar memahami konsep berbahasa secara komprehensif tanpa kemampuan menerapkan konsep  itu dalam tindak berbahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H