Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisan Nurli dan Keajaiban Harika

4 Oktober 2020   00:12 Diperbarui: 4 Oktober 2020   00:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku mau pulang." Harika memilih. Dan Atlanta tak memaksa. Sejak dulu dia tak pernah ingin memaksa Harika.

Debur ombak di hati Harika tak  kunjung mereda. Bahkan semakin kencang. Tak pernah ada yang bisa menciptakan debur ombak itu di hati Harika. Kata-kata Atlanta masih terus terdengar berulang-ulang di telinganya.

Cold and frosty morning there's not a lot to sayAbout the things caught in my mindAnd as the day was dawningMy plane flew awayWith all the things caught in my mindI don't wanna be there when you're coming downI don't wanna be there when you hit the groundSo don't go away say what you saySay that you'll stay forever and a dayIn the time of my life 'cause I need more timeYes, I need more timeJust to make things right

Tak ada percakapan lagi sejak mereka berdua keluar dari lift. Hanya Don't Go Away milik Oasis yang manis menemani mereka di perjalanan. Gerimis diawal perjalanan mereka berubah menjadi hujan deras yang mengguyur Ibu Kota.

"Aku tunggu kamu besok. Kita mulai terapi kamu ya." Pesan Atlanta sebelum Harika masuk ke dalam kostnya.

"Kamu tak perlu mengantarku turun sampai basah begini. Mau minum teh sebentar?"

"Kamu sedang menahanku supaya tak pergi?" 

Harika mendadak merasa wajahnya memanas. Dia bisa membayangkan betapa merah wajahnya itu sekarang.

"Aku tak mau mengganggu waktumu malam ini, Ka. Karena besok terapimu akan lumayan melehakan. Cepatlah istirahat."

Harika mendadak seperti tak mengenali dirinya. Dia tak punya alasan kenapa harus menurut pada Atlanta. Tapi entah kenapa dia pun tak bisa menolak. Hari ini banyak sekali kejutan-kejutan yang dialaminya. Tiga tahun ada di lingkungan satu sekolah dengan Atlanta dan Anggi, Harika bahkan tak pernah tahu kalau mereka saudara sepupu. Dan yang tak kalah mengejutkan, Atlanta menjelma menjadi seorang Psikolog.  Yang Harika tahu, sejak dulu Atlanta bercita-cita menjadi seorang pengacara.

Sejak pertemuan mereka kembali, hubungan yang bertahun-tahun buruk kini mulai membaik. Konsultasi demi konsultasi, terapi demi terapi membuat Atlanta paham benar luka batin dan trauma Harika karena kejadian pembunuhan itu. Hubungan mereka semakin membaik. Hanya Harika yang masih belum memberi kepastian jawaban dari penantian Atlanta selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun