Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lunturnya Warna Pelangi

13 Mei 2020   00:48 Diperbarui: 13 Mei 2020   00:53 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bapak bilang mau ke low land. Kenapa ke klinik?"

"Ya ini kan area low land. Jadi sekarang turun." Kanaka membukan pintu untuk Aruna. Memaksa Aruna untuk turun kali ini.

"Siapa yang sakit, Pak?" suster jaga bertanya.

"Ibu ini, Sus." Kanaka menujuk kea rah Aruna.

Aruna hanya bisa melotot mendengar jawaban Kanaka.

"Ke ruang periksa yok, Bu. Bapak tunggu di ini aja." Suster Evi membawa Aruna masuk ke dalam ruang periksa bertemu dokter. Meninggalkan Kanaka di ruang tunggu sendiri.

Kanaka hanya bisa melihat dari balik kaca pintu ruang periksa. Dokter Deni masih melakukan prosedur pengecekan.

"Pak, dokter mau ketemu Bapak." Suster Evi memanggil Kanaka.

"Demam Bu Aruna sudah diatas empat puluh, Pak. Empat puluh koma empat. Saran saya Bu Aruna diinfus di sini sampai demamnya turun. Saya belum bisa menyimpulkan apa sakitnya. Tapi demam diatas empat puluh jelas bukan demam biasa." Dokter Deni menjelaskan kondisi Aruna.

Kanaka mengalihkan pandangannya sejenak kearah Aruna.

"Apa pun demi kesehatan Aruna, dok." Pesan cemas jelas terdengar dari ucapan Kanaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun