Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nama Perempuan Hebat Itu Dahayu

7 Mei 2020   01:24 Diperbarui: 7 Mei 2020   01:32 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bayangan wajah Nada seketika melintas di benak Dahayu. Dia sudah tidak tahu lagi bagaimana harus melanjutkan pengobatan anak bungsunya itu. Pekerjaan itu baru saja dimulainya dua minggu lalu. Sekarang dia resmi menjadi pengangguran. Lagi!

Langkahnya gontai, pikirannya kacau, hatinya remuk. Nada menderita epilepsi, begitu hasil EEG merekam. Nada harus menjalani masa pengobatan dua tahun lamanya.

"Ma, ini tehnya..." Alya menyentuh lembut tangan ibunya. Dia sudah bisa menebak ada yang tak beres pada ibunya.

Dahayu hanya membalas lewat anggukan. Otaknya terus berpikir bagaimana mendapatkan pekerjaan secepatnya.

"Mana Nada, Mbak? Mama nggak lihat dia sejak mama pulang tadi?" Dahayu bertanya sambil menyiapkan makan malam mereka.

Dirumah sangat sederhana itu mereka hidup hanya bertiga. Hanya dahayu dan dua anak perempuannya. Bahkan sejak bertahun lalu Bram pergi meninggalkan mereka dan tak pernah ada kabar hingga hari ini, Dahayu tetap saja tak pernah berniat untuk mencari seorang lelaki untuk melindungi mereka.

"Nada nonton di rumah Mbah Maryam, Ma. Nanti selesai bantu mama masak, Alya panggil Nada pulang." Alya selalu menjawab ibunya dengan penuh rasa hormat dan santun.

Mereka memang tidak memiliki televisi. Setiap kali ingin menonton televisi, mereka harus menumpang ke rumah tetangga. Dan Mbah Maryam selalu dengan senang hati menerima mereka. Alya dan Nada sudah seperti cucu kandung bagi perempuan yang rambutnya sudah memutih itu.

"Mbak, besok mama berangkat kerja lebih awal ya. Mbak dirumah jaga Nada, ya."

"Ma, mama lagi nggak enak badan ya?" Alya masih terus dengan rasa penasarannya. Apa yang sesungguhnya sedang disembunyikan ibunya itu.

"Mama baik-baik aja kok, Mbak. Pergi panggillah adikmu. Sudah hampir waktu berbuka puasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun