Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sepandai-pandainya Boy Melompat

14 Mei 2023   20:29 Diperbarui: 14 Mei 2023   20:53 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diah tersenyum.

"Diah laper, Mas. Tadi siang cuman makan buah saja. Tapi santai saja, Mas. Filmnya jam 6 kan mulainya? Masih ada waktu. Tuh sayang, baksonya masih ada setengah. Dihabisin dulu, gih."

"Siaap, Ayang Beb."

Food court tempat mereka berada terletak di sisi utara lantai dua pusat perbelanjaan. Dari situ bisa terlihat jelas pemandangan di luar dari beberapa jendela yang berbahan kaca. Boy beruntung, ternyata bermenit-menit kemudian hujan masih turun dengan deras.

10 menit kemudian dia merasa gawai di saku celananya kembali bergetar. Gawainya memang dibuat silent, tapi getaran jika ada yang mengirim pesan atau menelepon masih tetap aktif.

Jangan-jangan Marni lagi, batinnya.

Padahal saat itu dia dan Diah lagi mengobrol dengan seru.

"Ayang Beb, aku ke toilet dulu ya, bentar ..."

Diah mengernyitkan kening.

"Gak tahu nih, kenapa tiba-tiba perut bermasalah gini. Bentar ya,"

"Iya, iya, Mas,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun