"Gak usah panggil bu bu segala, Pak. Santai saja. Bentar, saya panggil, ya. Lagi di kamar itu asyik buka-buka kado. Chiraa!"
Tanpa menunggu sahutan Bayu lagi, Cinta yang sore itu terlihat casual dan manis dengan kaos biru gelap dan bawahan dengan warna senada langsung masuk ke dalam.
Satyo berdiri menyambut Bayu dan mempersilahkannya duduk di salah satu kursi yang masih kosong.
"Pak Bayu, langsung saja pak. Kita di sini acara bebas kok. Mau bakar sendiri atau menyantap yang sudah ada di meja, gaspol, Pak..." ucap Satyo.
"Huss, masak datang-datang langsung tancap gas," sergah Bayu. Yang lain tertawa. Padahal memang harus diakui ikan kerapu bakar yang tepat terhidang di depannya saat itu begitu menggoda selera.
Tepat saat itu putri Cinta yang bernama Chira muncul dari dalam. Bayu pun menyerahkan kado dan mengucapkan selamat ulang tahun.
"Makasih ya, Om," sahut Chira sambil mencium punggung tangan Bayu. Setelah menerima hadiah dari Bayu, dia kembali masuk ke dalam. Saking semangatnya, dia nyaris menabrak ibunya yang berdiri di dekat pintu.
Cinta muncul sambil membawa segelas sirup jeruk dan menghidangkannya di depan Bayu.
"Pak Bayu, silakan pak. Dipilih sendiri ikannya. Atau kalau mau nunggu cumi, itu si Cipta dan Dodo  bagian pemanggangan lagi beraksi," ajak Cinta lagi dengan ramah.
"Nanti-nanti dulu-lah, Bu. Baru sampai..."
"Nah, bu lagi... Hehe."