Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jatuh, Cinta!

26 Januari 2023   16:44 Diperbarui: 26 Januari 2023   19:43 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gak usah panggil bu bu segala, Pak. Santai saja. Bentar, saya panggil, ya. Lagi di kamar itu asyik buka-buka kado. Chiraa!"

Tanpa menunggu sahutan Bayu lagi, Cinta yang sore itu terlihat casual dan manis dengan kaos biru gelap dan bawahan dengan warna senada langsung masuk ke dalam.

Satyo berdiri menyambut Bayu dan mempersilahkannya duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

"Pak Bayu, langsung saja pak. Kita di sini acara bebas kok. Mau bakar sendiri atau menyantap yang sudah ada di meja, gaspol, Pak..." ucap Satyo.

"Huss, masak datang-datang langsung tancap gas," sergah Bayu. Yang lain tertawa. Padahal memang harus diakui ikan kerapu bakar yang tepat terhidang di depannya saat itu begitu menggoda selera.

Tepat saat itu putri Cinta yang bernama Chira muncul dari dalam. Bayu pun menyerahkan kado dan mengucapkan selamat ulang tahun.

"Makasih ya, Om," sahut Chira sambil mencium punggung tangan Bayu. Setelah menerima hadiah dari Bayu, dia kembali masuk ke dalam. Saking semangatnya, dia nyaris menabrak ibunya yang berdiri di dekat pintu.

Cinta muncul sambil membawa segelas sirup jeruk dan menghidangkannya di depan Bayu.

"Pak Bayu, silakan pak. Dipilih sendiri ikannya. Atau kalau mau nunggu cumi, itu si Cipta dan Dodo  bagian pemanggangan lagi beraksi," ajak Cinta lagi dengan ramah.

"Nanti-nanti dulu-lah, Bu. Baru sampai..."

"Nah, bu lagi... Hehe."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun