Beberapa detik keduanya seperti saling menunggu, sebelum berpelukan dengan mesra dan kembali saling melabuhkan ciuman. Kali ini lebih panas dan liar. Gelora asmara yang sudah membuncah sekarang benar-benar menguasai jiwa raga mereka berdua.
***
Akhirnya malam yang dingin dan basah berganti pagi yang cerah.
Rara membuka matanya dengan berat. Lalu menyibak selimut tebal yang menutup tubuh setengah telanjangnya. Adam sudah tidak ada di sampingnya.
Sebagian kasur masih terasa basah oleh peluh mereka berdua setelah malam yang panjang dan menggairahkan.
"Adam?" panggilnya sambil mengenakan handuk kimono. Sepi. Di luar kamar Adam juga tidak ada, pun di kamar mandi. Pakaiannya juga sudah tidak nampak di mesin pengering.
Sebuah memo yang ditempel ke pintu kulkas dengan hiasan magnet memberi jawaban.
Hai, aku sudah pulang ya. Maaf, tidak pamit dulu. Gak enak bangunin kamu. Sampai jumpa lagi, Rara Sayang.
Adam.
Rara tersenyum manis. Memorinya kembali memutar beberapa cuplikan peristiwa luar biasa tadi malam ...
Dia masih belum bisa percaya sepenuhnya atas apa yang sudah terjadi. Dia malah mulai merasa "sedikit" berdosa.