Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dukun Milenial

4 Mei 2022   19:51 Diperbarui: 4 Mei 2022   19:52 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: pixabay.com

Suatu hari Rara menemukan portofolio Mbah Roy di salah satu situs jejaring profesi. Salah satu keahliannya adalah ilmu pelet baik jarak dekat maupun jarak jauh. Rara berpikir tidak ada salahnya mencoba meminta bantuan dukun milenial itu, sesuai promosinya. Dan ... kisah di atas pun terjadi.

***

Pada malam Minggu seperti ini, Rara punya kebiasaan hangout dengan kawan-kawannya. Tapi sejak sore hujan deras mengguyur kota, sehingga Rara lebih betah menyendiri di apartemennya. Untuk makan malam pun dia memesan batagor di salah satu kedai favoritnya lewat aplikasi. 

Chat berisi konfirmasi kalau dia sudah mengirim data yang diminta Adam via email sudah terkirim sejak sore tadi. Tapi sampai sekarang Adam belum membaca pesan tersebut. Tidak apa-apa. Yang penting pesan sudah terkirim. Ini sudah sesuai dengan instruksi Mbah Roy.

Lagian ini akhir pekan. Walaupun Adam seorang workaholic level dewa dan Rara tahu tim pemasaran saat ini sedang menyusun proposal untuk ditawarkan ke salah satu calon klien besar, toh dia juga harus menikmati waktu untuk dirinya sendiri.

Dari tampilan aplikasi, kurir makanan online terlihat sudah mendekat ke lokasi apartemennya. Dia pun memakai sweater untuk melapisi kaos tipisnya lalu keluar dari apartemennya dan turun ke lobi. Lebih baik dia yang menunggu di bawah. Kasihan kurirnya, kalau harus menunggu lagi, apalagi di luar juga sedang hujan.

Sesampai di lobi Rara terkejut bukan main. Di salah satu sofa terlihat Adam sedang menyibak sisa-sisa air hujan di lengan baju kaosnya. Adam yang biasanya lebih sering terlihat mengenakan setelan kantoran, kali ini begitu berbeda dengan tampilan kasual. Bahkan terlihat lebih seksi dengan tonjolan otot di sana-sini yang dibalut kaos ketat.

"Pak Adam? Ngapain di sini?" Rara setengah berseru saat menghampiri Adam. 

---

bersambung besok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun