Keduanya duduk berhadap-hadapan dengan altar di tengah-tengah mereka. Mbah Roy melepas jasnya lalu menutup mata dan mulai mengucapkan beberapa mantra. Sesekali tangannya disapukan ke atas layar HP Rara.
Awalnya Rara berusaha menajamkan pendengaran untuk mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Mbah Roy karena yang terdengar hanya gumaman. Tapi lama-lama dia cuek. Toh Mbah Roy menyuruhnya duduk tenang saja.
Makhluk gaib setinggi pintu ruangan berkulit hitam legam muncul dari punggung Mbah Roy. Dia lalu membisikkan sesuatu.
"Bos, ini ceweknya cantik banget. Buat aku saja ya?"
Tentu saja sosok itu tidak kasat mata untuk manusia biasa seperti Rara. Kalau bisa terlihat, Rara pasti sudah menjerit ketakutan dan kabur dari situ.
"Huss!" bentak Mbah Roy dengan suara dikecilkan. Matanya tetap tertutup rapat. Â "Itu klien kita, goblok! Profesional sedikit kamu. Sasaran kamu itu cowoknya, lihat baik-baik fotonya. Awas kalau kamu berani macam-macam sama cewek itu, aku kurung kamu di kaleng tembakau 7 hari 7 malam. Ngerti!?"
Si makhluk gaib mengangguk-angguk ketakutan. Wajah dan tubuh Rara memang memikat. Tapi hukuman itu juga sangat ditakutinya.
"Mbah ... ngomong sama saya ya?" tanya Rara.
Mbah Roy membuka matanya. "Tadi saya bilang apa tentang duduk tenang?"ucapnya kesal. "Saya mesti ngulang dari awal lagi nih."
"Oh iya, iya. Maaf, Mbah. Saya tidak akan ganggu lagi. Maaf," balas Rara dengan nada bersalah.
Mbah Roy pun mengulang ritual dan bacaan mantranya dari awal. Kali ini berjalan mulus hingga tuntas.