Sheila memang sudah terlalu lama kesepian. Memang beberapa bulan terakhir ini, ada beberapa tamu yang awalnya nyasar tapi kemudian diterimanya bergabung bersamanya di rumah besar itu. Seorang ibu yang ditabrak kereta api, seorang anak yang meninggal tenggelam, kakek yang dibunuh cucu-cucunya, dua orang gadis yang terkena santet dan bunuh diri, bahkan ada makhluk tinggi besar.
Tapi beberapa hari terakhir, mereka semua menghilang entah ke mana. Untunglah ada Randi yang bisa menjadi penghibur lara Sheila di situ.
Gadis itu tahu, Randi sedang kecapekan karena kuliah penuh hari ini, jadi dia tidak ingin mengganggu tidurnya yang lelap.
Hanya saja, entah kenapa sejak tadi dia merasa sedang tidak enak badan. Hidungnya juga memerah, mirip manusia nyata yang sedang influenza.
Inilah yang membuat dia tiba-tiba bersin di dekat wajah Randi.
Sheila terkejut, suara bersinnya benar-benar merambat melalui udara dan sampai di gendang pendengaran Randi. Randi pasti terganggu. Benar kan! Dia menggeser posisi tidurnya.
Sheila baru akan berdiri menjauh tapi tanpa bisa ditahan-tahan lagi, dia kembali bersin.
Duh! Sheila menepuk jidatnya.
Kali ini Randi benar-benar terbangun dan duduk kebingungan di sisi tempat tidur. Tidak sampai semenit kemudian, Randi mengambil bantal gulingnya dan berlari keluar kamar.
Sheila sekali lagi menepuk jidat dan menggeleng-gelengkan kepala.
***