Tapi suara bersin itu benar-benar nyata di gendang pendengarannya. Seperti ada orang lain yang saat itu bersama dirinya di dalam kamar. Irama detak jantungnya tiba-tiba meningkat dan hawa dingin menjalar di permukaan kulitnya.
Dia pun langsung ambil langkah seribu. Disambarnya bantal guling dan bergegas keluar kamar. Malam ini dia akan numpang tidur di kamar Bram, sesama mahasiswa perantauan yang kamar kosnya ada di lantai bawah.
***
Sheila, gadis manis dengan rambut lurus yang dikuncir ke belakang duduk bergeming di sisi tempat tidur. Dia menatap hangat wajah Randi yang sedang tertidur lelap di situ. Wajah penghuni kos baru itu benar-benar mengingatkannya pada wajah mantan kekasihnya, Randu.
Mereka menjalin hubungan diam-diam, karena mama papa Sheila tidak setuju dia berpacaran dengan pemuda dari kampung. Mereka sudah punya calon menantu sendiri untuk Sheila, dari keluarga yang berbelakang sama-sama orang berada.
Berbagai macam cara sudah dilakukan orang tua Sheila untuk membuatnya memalingkan hati ke pemuda pilihan mereka, tapi tidak berhasil. Penyebabnya apalagi kalau bukan seluruh hati Sheila sudah milik Randu.
Sheila berpikir kedua orang tuanya menyerah. Tapi dia salah. Setelah beberapa hari Sheila tidak mendengar kabar dari Randu, berita duka itu datang. Tragisnya, jenazah Randu ditemukan telah membusuk di kawasan hutan di pinggiran kota.
Pihak kepolisian menduga Randu mengalami peristiwa perampokan dan pembunuhan, karena di tubuhnya ditemukan beberapa luka tusuk, sebelum mayatnya dibawa oleh kawanan penjahat ke dalam hutan.
Sheila pun sangat terpukul dengan peristiwa itu. Dia punya insting kuat kalau orang tuanya punya andil dalam kejahatan tersebut. Akhirnya, Sheila membuat pilihan. Dia mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di dalam kamar.
Itu peristiwa hampir 30 tahun silam. Setelah puluhan tahun kemudian, muncul seorang pemuda yang menghadirkan kembali sosok Randu di depan matanya. Gurat wajah, perangai dan tutur kata Randi benar-benar mengingatkannya pada Randu.
Hal tersebut yang membuat Sheila bisa betah berjam-jam, bahkan berhari-hari sekalipun duduk menatap wajah Randi.