Bram mengangguk-angguk kecil lalu mengusap layar gawainya perlahan, mencari sesuatu di situ. Beberapa saat mereka terdiam. Â
"Oke...," ucap Bram mantap. "Aku tahu satu nama yang mungkin bisa membantu kita. Aku kabari kalian secepatnya."
---
Nomor telepon nama yang dicari Bram baru ditemukan sehari kemudian, setelah pencarian panjang lintas benua: Charlie, seorang veteran di Guana Serikat, salah satu negara super power yang disegani di kawasan barat.
Charlie bertahun-tahun menduduki beberapa jabatan strategis di Departemen Pertahanan. Saat ini dia sudah pensiun, tapi tetap memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan.
Hujan sedang jatuh malu-malu dari langit malam saat Bram melakukan panggilan internasional melalui jalur aman, ke nomor pribadi Charlie.
"Halo," Charlie menjawab dengan suara yang berat dan nada sangsi. Mestinya tidak banyak orang yang mengetahui nomor telepon ini.
"Halo, Sobat. Maaf mengganggu sepagi ini. Aku Bram," sahut Bram dengan nada dibuat seramah mungkin. Dia masih fasih menggunakan bahasa internasional yang digunakan di Guana Serikat.
"Bram? Bram siapa, ya?"
"Bram Prakasa, Kawan. Kita terakhir bertemu di jamuan makan malam di Pradesh dua tahun lalu, masih ingat?"
Kerut Charlie sirna seiring suara tawanya.