Detak jantung keduanya meningkat nyaris dua kali lipat
" ... aku sudah lama jatuh cinta sama kamu, In. Dari awal kuliah, malah. Sejak pertama kali melihat kamu pakai kepang warna-warni, aku sudah jatuh hati. Kamu boleh percaya atau tidak. Hanya saja, aku tidak pernah berani terus terang. Tapi sekarang ... ehm, sekarang ... mau gak kamu jadi pacar aku?"
Bimo kini terlihat lega dan takut sekaligus. Ekspresi Indri penyebabnya. Matanya menatap tajam karena kesal ke arah Bimo.
"In?"
"Bim, kamu serius?"
Bimo mengangguk.
Pukulan bertubi-tubi pun bersarang di bahu Bimo.
"Kenapa kamu baru bilang sekarang sih, Bim? Tahu gak, aku tuh capek klarifikasi ke orang-orang tiap ada yang tanya kita benar pacaran atau tidak! Coba dari dulu kamu bilang begini kan selesai masalahnya."
Bimo tersenyum lucu sambil mencoba menahan serangan Indri. "Jadi jawabannya?"
"Mauuu! Pakai nanya lagi."
Bimo pun berdiri senang dan mengepalkan tangannya tinggi-tinggi ke angkasa.