Bayu tersenyum. "Dia sedang tertidur pulas," sahutnya. "Kita sedang duduk di atas punggung tangannya saat ini."
Putih terkejut. Spontan dia berdiri dan melihat ke arah tempat duduknya.
Benar. Setelah diperhatikan baik-baik, rupanya ada hantu raksasa sedang tertidur pulas di belakang mereka. Tubuhnya hitam legam dan penuh bulu-bulu kasar. Tangannya terjulur ke depan. Masih ada Bayu yang duduk dengan tenang di situ. Bagaimana mungkin dia melewatkan pemandangan mengerikan itu?
"Namanya Bhala, saudaraku. Putih? Tidak perlu takut seperti itu, dia ini sebenarnya--"
Ucapan Bayu terhenti, karena di belakang Putih tiba-tiba muncul sosok hantu perempuan lainnya. Tubuhnya hitam legam dengan mata merah menyala.
"Kamu baik-baik saja, Putih?" tanya Hitam dengan suara lantang dan serak.
"Aku, aku baik-baik saja. Hanya sedikit terkejut karena-"
Terdengar suara gemuruh. Sosok hantu raksasa itu bergerak dan berdiri dengan cepat. Tingginya nyaris empat kali lipat tinggi 3 hantu di depannya. Sepertinya suara Hitam barusan mengganggu tidurnya.
"Bhala, sudah, tidak apa-apa." Bayu mencoba menenangkan Bhala yang sedang menatap dingin ke arah Hitam.
"Hantu jelek! Jangan coba-coba menggangu saudariku!" teriak Hitam.
"Heh! Hantu jelek kurang ajar! Sudah datang tanpa izin, berani marah-marah lagi!" balas Bhala.