Rembulan pun memandangi batu nisan dengan duka mendalam.
Di sudut ruang tamu, seorang pianis, anak bungsu sang penulis lagu, sedang memainkan partitur lagu yang ditemukan di kamar kerja ayahnya. Judul lagu itu Bulan Setengah Purnama. Hanya judul dan barisan nada-nada melankolis tanpa lirik. Tapi irama lagu itu menyiratkan kebahagiaan sekaligus kesedihan.
Anak-anak dan cucu sang kakek merasa aneh. Sudah bertahun-tahun, sang kakek tidak pernah membuat lagu lagi. Saat sedang menciptakan lagu baru, ternyata ini adalah lagu terakhir dalam hidupnya.
Ah, seandainya saja mereka bertanya pada rembulan, mereka pasti akan mengetahui jawabannya. Bahkan jika beruntung, rembulan bersedia mengisi lirik-lirik lagu yang masih kosong itu.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H