Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berbincang-bincang dengan Rembulan

2 Agustus 2020   20:18 Diperbarui: 3 Agustus 2020   11:33 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa terdiam?" tanya rembulan.

"Ah, kopiku habis, Kawan... dan aku menikmati ceritamu," sahut sang kakek.

"Tidak, kamu sedang memikirkan sesuatu."

Kakek terdiam lagi beberapa saat. "Katakan padaku, apa yang mereka lakukan saat tidak ada lagi yang menerima karya mereka? Apa yang mereka lakukan di masa tua, saat dunia bahkan tidak ingat lagi nama mereka?"

Rembulan memicingkan mata. Lalu menjawab mantap. "Aku akan memberitahukan jawabannya beberapa hari lagi, saat aku sudah jadi purnama yang paripurna. Ini sebuah janji."

"Mengapa harus menunggu selama itu, Kawan?"

"Biar kamu penasaran," rembulan tertawa kecil lagi.

"Kulitku dan tanah sudah hampir sama baunya. Apa kamu yakin aku masih hidup selama beberapa hari ke depan untuk menunggu jawabannya? Apa kamu juga selalu membuat mereka menunggu?"

Rembulan terdiam.

"Kamu tahu, kawan?" ucapnya. "Sebenarnya mereka tidak pernah menunggu. Mereka berkarya. Lihatlah dirimu, kapan terakhir kali kamu menulis lagu? Setahun, 2 tahun, 5 tahun ... "

"10 tahun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun