Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kiat Mencegah Kredit Macet untuk Pengelola Koperasi

8 September 2019   15:17 Diperbarui: 10 September 2019   02:03 2493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://thefinancialexpress.com.bd

Manajemen perkreditan pada koperasi memiliki karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan lembaga penyalur kredit lainnya seperti perbankan atau lembaga pembiayaan. 

Pada lembaga penyalur kredit tersebut, manajemen perkreditan mulai dari analisis, keputusan sampai penagihan kembali  penuh standar yang ketat dan prinsip kehati-hatian. 

Manajemen kredit koperasi, prinsip kehati-hatian ini harus berjalan seimbang dengan nilai-nilai cooperative yang menjadi spirit dasar sebuah koperasi.

Walaupun demikian di lembaga penyalur kredit manapun, termasuk di koperasi, kredit macet merupakan masalah utama yang harus diantisipasi dan ditekan rasionya. 

Kredit macet (apalagi jika sudah parah) dapat mengurangi pendapatan, menguras likuiditas koperasi yang dapat berimbas kemana-mana seperti kesulitan membayar biaya operasional, anggota tidak dapat menarik tabungan dan kemungkinan terburuk, koperasi bisa collaps.

Oleh karena itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan dibanding dengan saldo seluruh pinjaman ditolerir maksimal sebesar 5% saja. Tugas pengelola koperasi terutama yang menangani perkreditan adalah menjaga rasio ini tetap ideal.

Jika keanggotaan koperasi berbasis komunitas formal seperti misalnya, koperasi sekolah, koperasi karyawan dan sebagainya, tidak banyak masalah dalam penagihan pinjaman karena pembayaran bisa dikompensasi dari gaji/upah. 

Tapi koperasi yang basis keanggotaannya lebih luas harus memiliki strategi khusus dalam penagihan pinjaman karena mengandalkan keaktifan anggota dalam pengembalian pinjamannya.

Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh pengelola koperasi untuk meminimalkan risiko kredit macet setelah mencairkan kredit pada anggota peminjam .

Memastikan anggota peminjam memahami kewajiban pembayarannya. 

Kredit macet bukan hanya terjadi karena anggota tidak memiliki sumber dana yang memadai untuk membayar kewajibannya.  

Malah terkadang kredit macet terjadi karena anggota tidak memiliki pemahaman yang lengkap mengenai pembayaran kredit seperti sistem pembayaran, suku bunga, dampak kredit lalai untuk koperasi sampai penalti yang dibebankan jika terjadi kelalaian pembayaran. 

Jadi sebelum pencairan pinjaman dilakukan, staf atau komite yang menangai kredit mesti memastikan anggota peminjam memahami semua syarat dan ketentuan yang termuat pada perjanjian pinjamannya.

Strategi lain yang dilakukan oleh beberapa koperasi seperti Credit Union adalah aktif memberi edukasi dan pelatihan kepada anggota-anggotanya mengenai pengetahuan perkoperasian, pengelolaan keuangan rumah tangga, kewirausahaan dan lain-lain.

Agar anggota mampu mengelola arus kasnya dengan efektif dan memiliki kemampuan mengatasi masalah-masalah keuangan yang terjadi secara mandiri. Dengan demikian risiko kredit macet dapat diminimalkan.

Menggali informasi lebih dari penjamin.

Jika aplikasi pinjaman pada koperasi dilengkapi dengan rekomendasi penjamin (co-maker) dari anggota koperasi lain, staf atau komite kredit dapat menggali informasi lebih dalam tentang anggota peminjam dari penjamin tersebut untuk menunjang analisis kredit. 

Penjamin diharapkan memberikan informasi seobjektif mungkin, walaupun biasanya penjamin akan cenderung memberikan informasi yang memihak kepada anggota peminjam. 

Informasi apapun yang diberikan penjamin tetap bisa dikonfrontasikan dengan informasi yang diberikan anggota peminjam seperti tujuan pinjaman, kemampuan membayar dan informasi lainnya. 

Aktif menghubungi penjamin juga menjadi langkah awal untuk mengingatkan kewajiban penjamin jika di kemudian hari anggota peminjam memiliki masalah dalam pengembalian pinjamannya.

Memastikan aspek legal dari agunan. 

Jika pinjaman menyertakan agunan, pastikan semua aspek legal dari agunan tersebut terpenuhi. Lengkapi juga agunan dengan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti pengikatan di notaris, surat kuasa menjual dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan. 

Hal ini dapat memberi pressure kepada anggota peminjam agar aktif mengembalikan pinjaman sesuai perjanjian, sekaligus menguatkan posisi koperasi jika di kemudian hari terjadi kemacetan dan pada akhirnya koperasi harus menempuh langkah hukum dalam penagihan kembali pinjaman macet tersebut.

 Mengingatkan sebelum jatuh tempo.

Kadang kredit macet pada awalnya disebabkan oleh kelalaian pembayaran pinjaman. Jika kelalaian pembayaran sudah bertumpuk satu atau dua bulan atau lebih maka beban pembayaran anggota semakin besar. Ini dapat menyebabkan anggota makin enggan menuntaskan kewajiban pembayarannya. 

Oleh karena itu salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meminimalkan risiko kredit lalai adalah mengingatkan anggota mengenai kewajibannya, bahkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran tiba. 

Reminder ini bisa dilakukan lewat email, message broadcast atau media lain yang relevan dan bisa menjangkau anggota. Ada kondisi-kondisi tertentu pada anggota koperasi yang membuat reminder seperti ini sangat efektif. 

Kadang ada anggota yang melupakan tanggal jatuh tempo karena kesibukan. Ada juga anggota kurang mampu mengatur arus kas, sehingga harus diingatkan kembali agar memberi prioritas pada pembayaran pinjaman sebelum pengeluaran atau kebutuhan yang lain.

Demikian beberapa kiat yang dapat membantu para pengelola koperasi meminimalkan risiko kredit macet pada anggota peminjamnya. Dengan manajemen kredit yang baik, keuangan koperasi pun lebih sehat sehingga koperasi dapat semakin mewujudkan misinya untuk membantu anggota-anggotanya mencapai tujuan keuangannya. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun