“Itu enam bulan sudah ketentuannya seperti itu, atau masih bisa didiskon lagi, Bro?”
Soleh berusaha mengingat-ingat lagi tetek bengek urusan rumah murah yang pernah diajarkan oleh bosnya.
“Kalau gak salah, enam bulan itu jangka waktu menabung paling lama. Lebih cepat boleh, asal setelah masa menabung selesai, saldo tabungan elu sama dengan 10% dari harga rumah.”
“Sepuluh persen?”
Soleh mengangguk. Wajah Badrun terlihat tidak enak kembali.
“Coba elu hitung kalau misalnya gue ambil rumah yang harga Rp150 juta. Selama enam bulan mesti nabung berapa?”
Jari-jari Soleh kembali menari-nari lincah di atas tuts kalkulatornya.
“10% dari Rp150.000.000 itu Rp15.000.000, dibagi enam dapatnya… Rp2.500.000. Elu mesti nabung paling nggak Rp2.500.000 per bulan, Bro.”
“Mampus…!!” refleks Badrun memaki dirinya sendiri. “Itu duit semua, Bro?”
“Iyalah! Masa dicampur daun?”
“Yaah… gak jadi nikah deh gue, Bro…” suara Badrun terdengar lemas.