Aku memberi mereka kesempatan untuk memilih dan meminum isi cawan tersebut secara bersamaan.
“Hanya seperti itu?” tanya Ra.
Aku mengangguk.
“Lalu bagaimana caramu menentukan pilihan?” tanya Luna.
“Setelah kalian meminum isi cawan masing-masing, jawabannya hadir. Saat aku memilih salah satu dari kalian, yang lain tidak akan pernah merasa tersakiti.”
“Kamu mencampurkan salah satu cawan dengan racun?”
Ah, Ra memang selalu jadi yang terpandai. Aku mengangguk.
Mereka berdua kelihatan terkejut. Tetapi hanya sesaat. Setelah nalar mereka kembali, mereka bersedia melakukannya. Cinta memang aneh, bukan?
“Lalu bagaimana caramu menentukan… siapa yang akan memilih cawan pertama kali?” tanya Luna.
Aku tersenyum lalu memperlihatkan sekeping koin.
“Gambar atau angka?”