Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Kitab Sihir yang Hilang

8 Mei 2016   22:17 Diperbarui: 8 Mei 2016   22:23 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat kemudian, mereka telah bersiap-siap di depan istana. Emerald sedang mengelus leher naga tunggangannya, Ametys dan Ruby mempersiapkan Er mereka.  Di belakang mereka, beberapa prajurit pengawal masing-masing juga melakukan hal yang sama.

Basalto mengantar mereka, ditemani Viona dan Daestar dalam gendongannya. Beberapa guru juga hadir untuk mengantar kepergian mereka.

Peristiwa ini seperti pengulangan pengalaman mereka 15 tahun yang lalu, saat mendiang guru Shandong melepas kepergian mereka dari padepokan.

Setelah berpamitan, ketiganya naik di atas tunggangan masing-masing. Sekali perintah, hewan-hewan tunggangan tersebut pun mengambil ancang-ancang dan dalam beberapa kali kepakan sayap mereka telah menjulang tinggi ke angkasa. Er-er yang ditunggangi prajurit pengawal masing-masing pun mengikuti dari belakang.

Basalto dan yang lainnya pun melambaikan tangan kepada rombongan tiga pemimpin kerajaan kaum sihir yang semakin jauh meninggalkan istana.

Semakin lama udara semakin terik, meninggalkan kisah di antara awan dan langit.

*****

Saat hari menjelang malam, Emerald dan lima orang prajurit yang bersamanya sudah memasuki angkasa kerajaannya.  Dari atas terlihat cahaya lampu-lampu pelita milik penduduk desa di sekitar istananya berkerlipan seperti bintang-bintang di langit.

Emerald mengarahkan naga tunggangannya untuk melakukan pendaratan di menara istananya. Puncak bangunan istana itu memang dibiarkan terbuka tanpa atap, karena emerald suka menikmati pemandangan dari atas situ. Selain itu, puncak menara juga bisa digunakan untuk mendaratkan naga atau hewan-hewan terbang lainnya.

Sebelum mendarat naga tunggangan Emerald menjerit keras, seolah meneariakkan kabar kepada seluruh penghuni istana kalau rombongan mereka telah sampai.

Di sekeliling tembok menara tersebut, dipasang obor-obor besar untuk menghalau kegelapan malam, sehingga Emerald tidak terlalu kesulitan melakukan pendaratan. Begitu pula dengan prajurit-prajurit yang mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun