“Tahu apa kamu tentang cinta?” lalu kembali beranjak dari situ dan segera menyembunyikan diri di balik toilet wanita.
****
Di luar gedung teater dibuka beberapa gerobak penjual kudapan. Keysha memilih gerobak yang paling ujung dan paling sepi, agar tak ada yang bisa melihat kesedihannya. Dia memesan sepotong burger ayam dengan sambal yang banyak. Sengaja. Agar jika ada yang menangkap basah dirinya dengan lelehan air mata, dia bisa mencari alasan.
Saat ini malam sudah menguasai separuh langit. Bintang-bintang mulai berpendar satu-satu. Di bawah payung taman, Keysha mengunyah burger-nya perlahan sembari membiarkan angin malam membelai mesra. Siapa tahu bisa meneduhkan kegamangan hatinya.
“Eh, malah ngumpet disini.”
Keysha terkejut dengan suara itu, sehingga menelan burger-nya bulat-bulat. Dia lalu buru-buru mengalirkan air teh botol ke dalam kerongkongannya. Setengah botol langsung tandas.
Keysha pun memaki-maki Andrew yang sudah duduk seenak udel tepat di hadapannya. Tapi demi menjaga kesopanan, maki-makinya hanya di dalam hati. Yang nampak dari luar adalah sosok dingin, bengis serta pesan “Pergi jauh-jauh”, yang menempel di kerut keningnya.
Tapi Andrew tak ambil pusing. Malah kini dia memperhatikan wajah Keysha lekat-lekat.
“Banyak orang bilang, kamu dan Ney memang seperti pinang dibelah dua. Tapi baru sekarang aku melihatnya langsung… dari jarak sedekat ini. Kamu dan Ney memang benar-benar mirip.”
Keysha semakin terganggu. Hanya orang-orang dekat yang memanggil saudarinya dengan panggilan Ney. Orang lain biasa memanggil lebih lengkap, Neysha. Tak urung, dia buka suara juga.
“Kamu kenal Ney?”