Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Sianida

17 Januari 2016   19:56 Diperbarui: 18 Januari 2016   00:43 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“N.. Nad…??,”

“Rin, Tomi Riiinn….!!”

Alarm di kepala Ririn berbunyi nyaring. Ada yang tidak beres. Ada masalah dengan skenarionya.

 **************** 

Begitu sampai di dalam apartemennya, Ririn langsung menghempaskan diri di atas ranjang. Pandangannya nanar, kepalanya hampir meledak.

Malam ini dia sukses membunuh lelaki yang sangat dicintainya. Lelaki yang kemudian jatuh hati ah, Ririn lebih suka menganggapnya direbut, direbut kawan karibnya sendiri.

Sianida itu untuk Denada. Tapi pasti ada kesalahan, kemungkinan besar sisa jus alpukat itu dihabiskan oleh Tomi. Bukan seperti itu skenarionya.

Ririn sudah siap dengan skenario berikutnya. Jika keluarga bersedia menyerahkan Tomi untuk diotopsi, akan ditemukan endapan sianida pada tubuhnya. Lalu akan diselidiki makanan atau minuman apa yang terakhir kali dikonsumsinya. Mestinya mereka telah berada di area bioskop saat kejadian, membeli popcorn dan minuman bersoda. Atau paling tidak mereka telah meninggalkan d’café sehingga pelayan pasti telah membereskan sisa makanan dan minuman di meja mereka tadi. Kalaupun penyelidikan kemudian tetap mengarah kepada dirinya sebagai orang ketiga, bukti-bukti pendukungnya sudah sangat lemah.

Tapi bukan itu yang membebani pikirannya saat ini.  Tangis Ririn kemudian meledak, membayangkan wajah Tomi yang hangat itu didera sakratul maut beberapa waktu yang baru saja berlalu. Dan ini semua karena ulahnya.

Ririn tiba-tiba merasa sangat menyesal. Dia lalu membolak-balik isi laci meja riasnya mencari sesuatu. Dia ingat masih menyimpan beberapa mili liter cairan maut itu. Dia harus menenggaknya malam ini untuk mengakhiri semuanya.

_______________________________________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun