Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Pustal] Pengemis Kecil dan Roti Keju

24 Desember 2015   00:56 Diperbarui: 24 Desember 2015   01:35 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Berharap lonceng gereja tidak berdentang dulu,

Kakek memaksa sepatu bututnya mempecundangi jalanan bersalju

Nafasnya dan perut tersengal, namun wajah tersenyum, takut padamkan kegembiraan sang cucu.

Untunglah melintas kereta kuda yang juga kelihatan terburu-buru.

.

“Hendak kemana, pak Tua?” wajah pria klimis nan berseri muncul menyapa menyejukkan hati.

“Jika hendak ke gereja, ayolah bersama kami…,”

.

Lima menit kemudian, kedua pengemis telah terguncang-guncang dalam kereta

ditemani seorang pria klimis yang ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun