Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Pustal] Pengemis Kecil dan Roti Keju

24 Desember 2015   00:56 Diperbarui: 24 Desember 2015   01:35 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membentuk butir-butir putih dingin jadi sebongkah batu,

Pengemis kecil itu membayangkan roti isi keju

Santapan imajiner yang lezat di bawah malam bersalju.

.

“Nino….!!” Kakek lusuh pengemis lainnya, berseru

“Cepatlah…!! Kita hampir terlambat mengikuti Misa  malam Natal,” lanjut berseru.

.

Pengemis kecil berlari lincah

semangatnya telah menaklukkan rasa laparnya.

Sekali loncat, dia telah berada dalam gendongan kakeknya.

Kini dua pengemis berbeda generasi menyusuri jalan-jalan tikus kota.

.

Berharap lonceng gereja tidak berdentang dulu,

Kakek memaksa sepatu bututnya mempecundangi jalanan bersalju

Nafasnya dan perut tersengal, namun wajah tersenyum, takut padamkan kegembiraan sang cucu.

Untunglah melintas kereta kuda yang juga kelihatan terburu-buru.

.

“Hendak kemana, pak Tua?” wajah pria klimis nan berseri muncul menyapa menyejukkan hati.

“Jika hendak ke gereja, ayolah bersama kami…,”

.

Lima menit kemudian, kedua pengemis telah terguncang-guncang dalam kereta

ditemani seorang pria klimis yang ramah.

.

Kakek bersyukur mendapat kemurahan hati

Mereka hampir tidak punya uang untuk membayar tumpangan agar tak berjalan kaki.

.

Keruyuk perut pengemis kecil membuatnya juga teringat mereka bahkan hampir tidak punya uang untuk membeli makan hari ini.

Pria klimis membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kemasan beraroma makanan

“Aku baru saja mengambil penerbangan jauh. Pemilik penerbangan itu berbaik hati menyediakan banyak makanan. Ambilah nak, aku sudah cukup kenyang. Sepertinya kamu kelaparan…,”

.

Pengemis mungil ragu-ragu membuka kemasan makanan untuknya

dan ajaib…. ! sebuah roti isi keju berukuran raksasa terpampang dihadapannya.

“Apakah anda sinterklas?” tanyanya lirih.

Pria klimis terkekeh geli.

“Bukan nak, aku seorang pengusaha….,”

.

Akhirnya dalam perjalanan ke gereja di malam dingin ini

pengemis kecil bermimpi akan berusaha menjadi pengusaha suatu hari nanti

agar bisa membagi-bagikan roti isi keju bukan hanya kepada kakeknya

tetapi juga kepada pengemis lainnya yang dia temui dimana saja.

 

 

__________________________________________

 

ilustrasi gambar dari: www.lovethispic.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun