Folk pun buka suara,” Seekor Cheetah gila tadi malam mengobrak-abrik rumah kami. Fulk tertidur tanpa memadamkan pelita, sehingga Cheetah itu mengetahui keberadaan rumah kami. Untung saja kami selamat…,”
“Hei…!! Kamu sendiri bilang masih akan membaca, sehingga aku membiarkan pelitanya tetap menyala…,! Ini salahmu!...” sambung Fulk.
“Ini salahmu!!.”
Mereka berdua beradu mulut lagi, malah sekarang mulai saling mendorong satu sama lain. Carmelita pun buru-buru mendekat dan melerai mereka.
“Sudahlah! Daripada bertengkar, bukankah sebaiknya kalian memperbaiki rumah kalian,… dengan sedikit dekorasi mungkin. Ini musim semi, bukan?”
Folk dan Fulk terdiam membenarkan.
“Kedengarannya bagus, Carmelita.”
“Terima kasih idenya,…”
Keduanya lalu minum, mengambil air seperlunya, lalu berpamitan dan buru-buru pulang.
Carmelita masih harus menunggu lima lagi sebelum ikut minum air telaga itu.
Tak lama kemudian, Trezie, Kuda Poni datang lalu berkeluh kesah tentang kawannya, Ester yang barusan menolak cintanya. Lalu ada Charlie, kancil penjual mantel daun mahoni yang mengeluh dagangannya sedang lesu. Kemudian Hushky, antelop yang terluka karena baru saja meloloskan diri dari perangkap, Drunnie, landak tua yang mulai kesepian ditinggalkan anak-ananya dan Chomp, bocah babi hutan yang dititip pada kakeknya, karena kedua orang tuanya melakukan perjalanan jauh ke rumah kerabat mereka.