Kini, nama Luna, atau Antonio Luna, atau Heneral Luna banyak diabadikan menjadi nama jalan, kecamatan, bahkan munisipal (seperti kota).
Kisah tragis Jenderal Luna mengingatkan kita bahwa musuh terbesar suatu bangsa adalah musuh dalam selimut. Benarlah wasiat Bapak Proklamator kita, Soekano: "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan saudara sendiri".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!