Mohon tunggu...
PHANJI MAULANA ZAELULMUTAQIN
PHANJI MAULANA ZAELULMUTAQIN Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akutansi - NIM 55523110039 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.si,Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 11 - Genealogi Transfer Pracing

27 November 2024   04:02 Diperbarui: 27 November 2024   08:24 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, genealogi negatif berfokus pada aspek-aspek destruktif dari kekuasaan dan ideologi. Ini mencakup analisis terhadap bagaimana kekuasaan dapat menindas individu dan kelompok, serta bagaimana wacana politik dapat digunakan untuk manipulasi dan kontrol sosial. T.R. Machan mungkin menyoroti bagaimana ide-ide tertentu dapat membawa dampak buruk bagi kebebasan individu dan etika dalam masyarakat.

Kedua pendekatan ini memberikan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami dinamika kekuasaan dan etika dalam konteks sosial-politik. Genealogi positif berupaya untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang peran aktif individu dalam masyarakat, sementara genealogi negatif mengingatkan kita akan bahaya dari penyalahgunaan kekuasaan dan ideologi yang merugikan

Utilitarianisme adalah sebuah teori etika yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, yang menekankan bahwa tindakan moral harus diukur berdasarkan hasilnya, khususnya dalam hal kebahagiaan yang dihasilkan untuk sebanyak mungkin orang. Berikut adalah penjelasan mengenai pemikiran kedua tokoh ini dan kontribusi mereka terhadap utilitarianisme.

Jeremy Bentham

Latar Belakang dan Pemikiran Utama

Jeremy Bentham lahir di London pada tahun 1748 dan dikenal sebagai pendiri utilitarianisme. Ia hidup pada masa perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang signifikan, termasuk revolusi di Perancis dan Amerika.

Bentham berargumen bahwa tujuan hukum adalah untuk mencapai "kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbesar". Ia menolak pandangan hukum alam yang dianggapnya tidak fleksibel dan tidak konkret, serta berfokus pada bagaimana hukum dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Dalam pandangannya, hukum seharusnya berfungsi sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan mayoritas, dengan penilaian baik atau buruknya hukum ditentukan oleh seberapa besar kebahagiaan yang dapat dihasilkannya.

Prinsip-Prinsip Dasar

Kegunaan: Bentham mengembangkan prinsip utilitarianisme dengan fokus pada kegunaan, yaitu kemampuan suatu tindakan untuk menghasilkan kebahagiaan atau mengurangi penderitaan.

Rasionalitas: Ia percaya bahwa tindakan harus didasarkan pada rasionalitas dan analisis konsekuensi, bukan pada dogma atau tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun