Pemimpin harus mempunyai semangat, yaitu mempunyai motivasi atau tenaga yang tinggi yang disalurkan kepada pengikutnya (anggota organisasi) untuk mencapai visinya.
3. Memiliki Integritas
Integritas adalah sikap jujur, konsisten, komitmen, berani dan dapat dipercaya. Integritas tinggi muncul dari kesadaran diri yang bersumber dari suara hati (Agustian, 2001). Untuk itu, Integritas adalah penyatuan diri seseorang dengan apa yang diyakininya baik dengan baik untuk dilakukan secara menyeluruh (Iensufiie, 2012).
Kejujuran, konsistensi, dan komitmen dalam mencapai tujuan organisasi akan memperoleh kepercayaan yang tinggi dari anggota organisasi. Selain itu, anggota tim akan termotivasi untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu dapat dipastikan tujuan organisasi  akan tercapai sesuai  rencana kinerja.
Selain itu, pemimpin yang jujur akan mudah menegur bawahannya yang tidak jujur, sedangkan pemimpin yang tidak jujur akan sulit menegur bawahannya yang tidak jujur, karena dia sendiri tidak bisa memberikan contoh perilaku jujur, oleh karena itu pemimpin tersebut kurang berintegritas dan sulit untuk menegur bawahannya yang tidak jujur. menunjukkan kejujuran. mendapatkan pengikut.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi
Pemimpin yang mewujudkan visi dan cita-cita organisasi akan didukung oleh anggota tim atau kelompok/organisasi. Komunikasi yang jelas dan efektif akan memudahkan anggota tim memahami tugasnya untuk mencapai tujuan. Komunikasi mencakup dua unsur, yaitu "mentransmisikan" dan "mendengarkan".
Oleh karena itu, mendengarkan merupakan sarana komunikasi yang penting, karena dengan mendengarkan, pemimpin bersedia memahami situasi orang lain sebelum meminta untuk dipahami.
Bagi pemimpin yang pandai mendengarkan, akan lebih mudah menangkap aspirasi bawahannya untuk menerima masukan dan menyampaikan gagasannya. Untuk itu dalam mengkomunikasikan gagasan, Â pemimpin dapat menggunakan cara-cara persuasi yang bernada persuasif dan tidak menekankan kekuasaan agar mampu mempengaruhi pikiran bawahan dengan gagasan-gagasannya.
5. Bersikap Obyektif
Dalam hal ini, pemimpin harus mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta, bukan  emosi. Untuk itu, pemimpin harus bersikap netral, tidak memihak atau memihak. Selain itu, pemimpin harus bertindak membela bawahannya, membantu dan mengevaluasi hasil kerja bawahannya dengan menggunakan alat ukur yang sama, memberi penghargaan atas keberhasilan yang dicapai dan memeriksa penyebab kegagalan  perbaikan.