Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Depan Gereja Katolik Papua Selatan setelah Pembebasan Tugas Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC

30 Juli 2019   04:16 Diperbarui: 30 Juli 2019   04:49 15723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santo Fransiskus Asisi, dalam berbagai nasihatnya mengatakan bahwa hendaklah manusia tidak menyombongkan diri. Sebab, manusia merupakan makhluk tercipta, memiliki dosa dan mendapatkan penebusan Tuhan. Karena itu, setiap pribadi manusia, tidak punya cukup alasan untuk menjadi sombong dan angkuh hanya karena memiliki status sosial istimewa.

Ia juga mengajak para saudaranya untuk senantiasa bertobat dan memperbarui diri setiap hari. "Mari kita mulai lagi. Sebab, sampai saat ini, kita belum berbuat apa-apa." Begitulah, hidup manusia, ia harus selalu rendah hati di hadapan Allah dan manusia untuk selalu memperbarui dirinya yang rapuh dan berdosa.

Sejak Sabtu, (27-07-2019), pukul 17.00 WIT, Keuskupan Agung Merauke digembalakan oleh administrator apostolik sede plena, yang juga Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil. Uskup John akan menggembalakan umat Allah sampai ada keputusan dari Vatikan. Pada masa ini, setiap pribadi, umat Allah Keuskupan Agung Merauke perlu bertekun di dalam doa memohon terang Roh Kudus agar Allah membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik.

Bersatu dan bertekun di dalam doa merupakan kunci untuk merajut kembali keterpecahan yang selama ini terjadi di dalam tubuh Gereja Katolik Keuskupan Agung Merauke. Secara khusus, para imam dan biarawan/i yang berkarya di Keuskupan Agung Merauke harus berani meninggalkan egonya, duduk bersama, berbicara dan memulai rekonsiliasi dengan diri sendiri, dengan sesama, alam semesta dan leluhur yang selama ini terluka karena adanya keterpecahan yang terjadi karena perbedaan paham dan pendapat dengan Mgr. Niko. Sebab, hanya melalui sikap terbuka, saling mengakui kerapuhan dan dalam kerendahan hati yang mendalam saling merangkul dan berjalan bersama ke depan sajalah yang dapat menyelamatkan Gereja Katolik Keuskupan Agung Merauke.

Segenap umat Katolik Keuskupan Agung Merauke harus bersatu. Narasi-narasi masa lalu, yang tidak mengandung energi positif dan membangun iman perlu ditinggalkan. Setiap pribadi perlu menyadari dirinya sendiri sebagai hamba hina, orang berdosa yang mendapat belas kasih Allah sehingga tidak layak menjadi hakim bagi orang lain. Hendaklah umat Allah, dalam keheningan, mengambil waktu untuk berdoa dan memohon kemurahan dan belas kasih Allah bagi masa depan segenap umat Allah Keuskupan Agung Merauke.

Di dalam persatuan dengan tubuh mistik Kristus, hendaklah para imam, biarawan/i dan segenap umat Allah Keuskupan Agung Merauke turut mendoakan Mgr. Niko agar dalam masa permenungannya, ia memperoleh rahmat dan belas kasih Allah supaya di masa depan, ia sungguh-sungguh menjadi gembala yang baik bagi kawanan dombanya. Hendaklah, kita merenungkan sengsara Kristus. Ia telah rela menanggung segala penderitaan demi menebus dosa umat manusia. Ia menerima penderitaan itu tanpa menyimpan perasaan dendam. Karena itu, demi Kristus itu pula, kita mendoakan Mgr. Niko tanpa menyimpan rasa dendam apa pun.

Yesus berkata kepada perempuan yang kedapatan berbuat zinah, "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Kita semua, tanpa terkecuali, yang selama ini, baik secara langsung maupun tidak langsung merasa terluka atas kepemimpinan Mgr. Niko hendaklah saling mengampuni dan saling menerima kembali sebagai Saudara di dalam Tuhan. Kita harus berani saling mengampuni satu sama lain. Sebab, Tuhan Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita.

Di hadapan Allah, kita terlalu rapuh dan lemah. Kita orang berdosa. Tetapi, Allah maharahim. Ia mengasihi kita. Yesus mengajarkan doa Bapa Kami. "...ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami..." Semoga, Roh Kudus menerangi setiap pribadi, para imam, biarawan/i dan segenap umat Keuskupan Agung Merauke agar dapat bertekuk lutut, saling mengakui kerapuhannya dan bangkit untuk berjalan lagi menuju masa depan yang lebih baik.

Yesus mengajarkan kita untuk saling mengampuni. Ia tidak menyuruh kita untuk saling menghakimi, saling menghujat dan mempersalahkan satu sama lain. Sebab, pengampunan merupakan jalan menuju pembebasan diri dari sikap egois dan mau menang sendiri. Pengampunan menjadi cara terbaik untuk membangun kembali relasi yang telah hancur oleh dosa dan kesombongan diri.

Allah telah menunjukkan sikap pengampunan dan belas kasih-Nya, melalui Yesus Kristus, yang wafat di kayu salib demi penebusan dosa umat manusia. Karena itu, hendaklah setiap orang yang merasa tersakiti selama kepemimpinan Mgr. Niko perlu membuka diri, mengampuni dan menerima pengalaman pahit apa pun sebagai cara Allah membentuk hidup dan masa depannya. 

Demikian halnya, setiap pribadi yang selama ini merasa menjadi bagian intim dari Mgr. Niko tidak perlu (lagi) merasa terluka terhadap keputusan Paus Fransiskus yang membebastugaskan Mgr. Niko untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Tidak ada yang kalah; tidak ada yang menang. Kita semua, para imam, biarawan/i dan segenap umat Katolik Keuskupan Agung Merauke adalah Saudara di dalam Tuhan. Karena itu, setiap pribadi perlu menerima keputusan Paus Fransiskus sebagai karya Roh Kudus demi perbaikan kehidupan menggereja Keuskupan Agung Merauke di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun