Selama pelatihan SPM dan MBS di Distrik Akat, Pastor Vesto sendiri memastikan ketersediaan penginapan peserta, makan dan minum. Setiap pagi, ia lebih awal hadir di aula. Ia memastikan bahwa pelatihan harus berjalan lancar. Pada sore hari, ia pulang paling akhir, setelah peserta kembali ke rumah masing-masing. "Saya harus pastikan bahwa pelatihan harus berjalan lancar. Para guru, komite sekolah  dan pemerintah kampung harus terlibat membenahi pendidikan dasar di sekolah. Karena itu, saya harus pastikan mereka mengikuti kegiatan SPM dan MBS ini dengan baik," tegasnya.Â
Ia berharap setelah mengikuti pelatihan SPM dan MBS para guru bisa menerapkannya di sekolah masing-masing. "Selama ini, anak-anak sekolah terlantar karena guru tidak ada di sekolah. Selain itu, gedung sekolah  dan sarana pendukung seperti ruang kelas, meja, kursi, buku-buku tidak tersedia di sekolah. Ada dana BOS tetapi biasa kepala sekolah urus sendiri. Tidak ada keterbukaan sehingga sekolah tidak bisa berjalan dengan baik," tegasnya.
Pelatihan SPM dan MBS di Distrik Akat mulai menampakkan hasil. SD YPPK St. Martinus de Pores Ayam langsung melakukan revitalisasi Komite Sekolah. Kepala Sekolah, Herlina Silubun membenahi ruang Perputakaan. Data guru terpampang rapi di ruang guru. "Perpustakaan sudah jadi. Saya minta kompak landasan sumbang buku untuk Perpustakaan. Saya akan segera benahi ruang kepala sekolah. Kami juga akan bikin kebun sekolah. Semua rencana perbaikan sekolah, kami akan bicarakan dengan Komite Sekolah," tutur Herlina (26/7).
Selain SD YPPK Martinus de Pores Ayam, SD YPPGI Ayam pun langsung berbenah. Sekolah yang sebelum kehadiran LANDASAN ditumbuhi rumput sudah bersih dibabat oleh pemuda kampung. "Sebelum LANDASAN datang, sekolah YPPGI tidak terawat. Kepala sekolah saja tidak jelas. Tetapi, setelah LANDASAN tulis surat ke Dinas Pendidikan, langsung ada Kepala Sekolah baru, Ibu Pineke. Dia sudah cat sekolah dan anak-anak mulai belajar teratur," tutur Pastor Vesto.Â
Sedangkan pelatihan SOP Non Teknis dan RUK untuk Puskesmas Akat dan Atsj dilaksanakan pada tanggal 8-12 Mei 2018 di Hotel Sang Surya Keuskupan Agats. Setelah pelatihan Puskesmas Ayam langsung menggelar rapat. Kepala Puskesmas Ayam, Teguh Sunarto mengkoordinir stafnya menyusun SOP, membuat struktur dan juga alur layanan Puskesmas Ayam.
"Bukan hanya di sekolah, sekarang Puskesmas Ayam juga mulai berbenah. Di Puskesmas sudah ada beberapa SOP. Ada SOP yang masih dalam proses penyelesaian. LANDASAN juga sudah dorong Puskesmas bikin struktur Puskesmas Ayam, alur layanan  dan hak dan kewajiban pasien. Tapi, yang penting pelayanan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya," tambah imam yang mulai berkarya di Paroki St. Martinus de Pores Ayam pada tahun 2016 ini.Â
Pastor kaum papah ini juga memperhatikan HIV-AIDS. "Saya tidak tahu banyak tentang HIV-AIDS, tetapi setiap saat ini sudah ada Bapa John Rahail, aktivis HIV-AIDS di Papua. Dia akan bicara kepada kita tentang HIV-AIDS supaya kita tidak kena penyakit mematikan itu. Bapa John datang kasih latih guru-guru tentang MBS, tetapi saya minta beliau bicara sedikit supaya kita tahu apa itu HIV-AIDS," pintanya kepada Bapa John, pelatih MBS sekaligus aktivis HIV-AIDS pada saat misa di gereja St. Martinus de Pores Ayam, Minggu, 21 Mei 2018 silam.
Sedangkan di tingkat kampung, sejak kehadiran Kordis Akat, Arita di Ayam pada bulan April 2018, proses sensus penduduk berbasis SAIK sudah dimulai. Pastor Vesto dan Arita bergerak cepat. Keduanya ke kampung-kampung dan bertemu dengan kepala kampung untuk pemilihan kader kampung. Hasilnya, setiap kampung memilih dua orang kader. Arita langsung mendampingi proses pengisian form sensus yang berbasis SAIK. Kini, Â dari 11 kampung, 8 kampung sudah rampung 100%. Masih tersisa 3 kampung yang sedang dalam proses penyelesaian sensus SAIK.Â
"Untuk Distrik Akat, 8 kampung sudah selesai sensus. Tiga kampung masih proses. Saya dan Arita akan dampingi proses penyelesaian sensus. Kami berdua akan berjuang supaya tiga kampung itu selesai sensus pada bulan Agustus, karena awal September 2018 harus sudah pelatihan pengimputan ke dalam aplikasi SAIK," tegas Pastor Vesto bersemangat.Â
Pernyataan Pastor Vesto tentang sensus penduduk berbasis SAIK bukan isapan jempol belaka. Pada pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Kampung (KPMK) di aula gereja paroki St. Martinus de Pores Ayam tanggal 23-27 Juli 2018, para kader kampung tidak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa hasil sensus kampung masing-masing. Menakjubkan. Pastor Vesto telah membuktikan bahwa orang Asmat bisa membangun kampungnya. Mereka hanya perlu dilatih dan didampingi. Oleh karena itu, dirinya berharap  landasan Papua harus mendampingi kampung, sekolah dasar, Puskesmas di Distrik Akat sampai unit layanan itu mandiri.Â