Sementara itu, Ibu Lenny Pasulu mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan yang ketiga kali BPBD Kabupaten Jayapura datang ke Kampung Tablanusu. Hal ini menunjukkan bahwa Kampung Tablanusu rawan bencana sehingga menjadi perhatian utama. Ia mengatakan proses pendampingan ini dilakukan supaya masyarakat di kampung bisa mengenal kampungnya dan bisa hidup aman dari bencana alam.
Ibu Leni juga menjelaskan bahwa dana program Desa Tangguh Bencana ini berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Provinsi Papua hanya Kabupaten Jayapura yang mendapat program ini, yang dilaksanakan di dua kampung yaitu, Tablasupa dan Tablanusu. Ia menyampaikan bahwa BPBD tidak membawa uang, tetapi ilmu pengetahuan yang sangat berguna untuk masyarakat.
Setelah memberikan arahan, pada pukul 11.28 WIT, Ibu Leni, mewakili Kepala BPBD Kabupaten Jayapura, membuka secara resmi proses fasilitasi ketangguhan masyarakat yang akan dilaksanakan di kampung Tablanusu sampai bulan Desember 2016.
Rangkaian acara pembukaan selesai. Fasilitator Teriben Kogoya langsung memandu jalannya proses pengenalan Desa Tangguh Bencana. Ia menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan program Destana di kampung Tablanusu.
Ia juga menyampaikan bahwa selama proses kegiatan ini akan dilakukan kajian risiko bencana, sistem peringatan dini, rencana evakuasi, rencana pengurangan bencana tingkat kampung, kelompok relawan, integrasi rencana aksi komunitas dan rencana pengurangan bencana ke dalam RPJMK, simulasi dan lokakarya penutupan.
Selanjutnya, dilakukan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja). Para peserta sepakat menunjuk Bapak Orgenes Soumilena sebagai ketua Pokja.
Selain itu, peserta juga melakukan kontrak belajar selama proses fasilitasi yaitu kegiatan akan dimulai pada pukul 09.00-13.00 WIT. Hal ini dilakukan karena sore hari ada ibadah jemaat. Peserta mengenakan pakaian bebas rapi dan selama kegiatan tidak diperkenankan merokok di dalam aula kegiatan.
Acara ini berakhir pada pukul 13.11 WIT. Mama Dorlenci Y. Suwae memimpin doa penutup sekaligus doa makan siang. Setelah doa kami makan bersama. Makanan yang disediakan oleh ibu-ibu Persekutuan Wanita (PW) terbilang luar biasa: papeda, ikan kuah kuning, keladi tumbuk, keladi, sayur, nasi dan ikan kuah kuning.
Setelah makan, kami menyimpan barang-barang bawaan kami di rumah Bapa Samson Soumilena, tempat kami akan menginap. Kami mengangkat tas pakaian, tripleks, semen dan perlengkapan ATK. Sesudah itu, pukul 14.09 WIT, kami berangkat bersama-sama ke Tablasupa. Kami naik di mobil kijang inova yang dikemudikan Haji Kadir. Perjalanan lancar. Hanya saja, ada hal yang menakutkan karena jalanan menanjak dan berbatu, tetapi Haji Kadir sering menerima telpon. Hal semacam ini sangat berbahaya untuk keselamatan kami.
Pukul 14.41 WIT, kami tiba di kampung Tablasupa. Om Abu, Priyo dan Games akan tinggal di Polindes. Tampak sepi dan kotor karena sudah beberapa bulan ini tidak ditempati. Ada seorang pemuda yang bergiat membantu menyapu dan mengatur barang-barang yang dibawa oleh Om Priyo, dkk.
Kami berdiri di teras rumah. Ibu Lenny memberikan pengarahan terkait absen dan proses pendampingan. Selama pekan ini kami akan melakukan fasilitasi untuk kegiatan pengenalan desa tangguh bencana, kajian risiko, sistem peringatan dini, rencana evakuasi dan pembentukan forum PRB kampung. Sesudah diskusi itu, pukul 15.46 WIT, kami pulang ke Tablanusu. Perjalanan lancar. Kami tiba kembali di Tablasupa pada pukul 16.15 WIT.