Berbeda dengan Dharma, Kun Wardana memiliki gaya komunikasi structural. Terlihat saat dirinya menanggapi pertanyaan dari paslon lain. Kun cenderung mampu mengolah apa maksud dari pertanyaan yang diajukan dan menjawabnya dengan rapi dan terstruktur.Â
Misalnya saat dirinya menambahkan jawaban atas efektifitas waduk di Jawa Barat, Kun mengatakan bahwa untuk menilai efektivitas waduk diperlukan beberapa indicator, dan ketika sebagian besar indicator tersebut dipenuhi, maka barulah dapat dikatakan pembangunan waduk tersebut efektif.
Ketiga pasangan calon memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing terutama dalam debat ketiga Pilkada Jakarta. Perlu diingat, startegi komunikasi saat debat perlu diatur se-apik mungkin untuk menggaet pemilih khususnya pemilih rasional.Â
Tidak dapat dipungkiri, pemilih rasional cenderung melihat karakter, program, gagasan, serta kepiawaian calon pemimpin melalui ruang dialektis seperti Debat Kandidat.
 Jika demikian, strategi paling ampuh untuk digunakan saat Debat Kandidat adalah gaya komunikasi structural. Karena gaya komunikasi ini paling cocok dengan karakter pemilih rasional. Meskipun tidak sedikit pemilih sosiologis dan psikologis yang juga menjadikan serial Debat Kandidat untuk lebih meyakinkan pilihan mereka.Â
Namun, kedua jenis pemilih ini (sosiologis dan psikologis) sudah lebih awal menentukan pilihan, sehingga menonton serial debat kandidat hanya untuk meneguhkan pilihan, bukan mengganti opsi pilihan.
Secara general, debat kandidat Pilkada Jakarta sudah layak dijadikan contoh ruang dialektis yang mumpuni. Seluruh kandidat menampilkan program dan gagasan mereka secara jelas dan meyakinkan.Â
Pertanyaan yang disampaikan oleh masing-masing kandidat kepada paslon lawan terlihat mengutamakan program kerja dan menuntut kepiawaian masing-masing paslon untuk merealisasikan program kerjanya. Semoga kedepan ajang Debat Kandidat semakin bermutu agar bisa menjadi ladang informasi bagi para pemilih sebelum menentukan pilihan. Selamat berkontestasi, dan jangan lupa gunakan hak konstitusi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H