Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadhah Tempe

10 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 10 Maret 2023   06:12 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                "Wah, ini pasti enak sekali,"
                "Rasa tempe bacemnya manis !"

                Mereka semua menikmati jadhah tempe dengan lahap. Para pejuang kemudian saling tatap.

                "Bagaimana kalau kalian bawa bekal jadhah tempe besok waktu berjuang ?" tanya perempuan paruh baya itu.

                "Jadhah warna putih terbuat dari ketan. Perjuangan putih suci dengan ikatan persaudaraan. Itu menjadi dasar dalam kita berjuang. Kita besok pasti bisa menang !" kata pemimpin pejuang.

                "Tempe ini manis karena dibacem. Energinya akan bermanfaat untuk kalian. Manis seperti cinta dan pengharapan. Berjuanglah dengan cinta dan harapan untuk masa depan," kata perempuan setengah baya itu.

                Mereka tersenyum puas dan bangga. Ada harapan di kala krisis berjuang.

                "Kelak anak cucu kita akan mengenal jadhah tempe ini sebagai makanan legendaris pejuang," kata perempuan yang kita bisa tahu sekarang namanya, Mbah Carik.

Godean, 10 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun