"Segera ke sini, mas. Sudah siap gorengan juga ini saya !"
        "Jeruk nipisnya ada to, Mas ?"
        Penjual soto dengan gerobak itu mendekat. Sudah hafal dengan kedua langganannya itu. Petani desa yang ramah dan baik hati. Sering, penjual soto itu diberi ayam. Biasanya, menjelang akhir bulan.
        "Untuk berjualan soto ayam, mas !"
***
        Siangnya, Jarwo kesal. Seharian tak membuka gawai. Ada begitu banyak notifikasi. Mulai dari telpon dengan nomor tak dikenal. Pesan singkat tagihan utang. Dan dari berbagai hal yang menyesakkan adalah sindiran. Banyak sindiran di akun media sosial milik Jarwo. Entah, selalu ada perilaku yang salah dalam hidupnya. Tak pernah benar menurut orang lain.
        "Kita ini seperti hidup dalam akuarium raksasa ya,"
        "Kenapa begitu ?"
        "Semua hal yang kita lakukan. Semua itu dikomentari dan tidak ada yang benar. Ada saja yang tidak suka. Belum lagi, itu tidak bilang langsung. Tapi menyindir. Kalau hanya orang tak dikenal, mungkin masih bisa diam ?"
        "Maksudnya ?" tanya Darso.
        "Kau cari tahu sendiri. Tidak usah pura-pura tidak tahu.